Mohon tunggu...
Tedi Trikoni
Tedi Trikoni Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang Anak, Suami, dan Ayah | azzahrawo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengawal Suara Rakyat

16 April 2014   23:58 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:35 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu minggu lalu, saya diminta untuk mendampingi teman yang kebetulan menjadi saksi perhitungan suara pemilu 2014 di tingkat keluarahan, hari ke-2. Hari sebelumnya perhitungan dimulai dari pukul 1 siang hingga 1 dini hari. Saya sebetunlya diminta mendampingi pukul 10 pagi, namun berhubung ada keperluan, yaitu harus mengantar dulu ibu negara, makanya permintaan ini baru bisa saya respon sekitar pukul 1 siang. Selepas mengantar ibu negara saya lantas meluncur kantor kelurahan tempat perhitungan suara berlangsung, tak lupa pamitan sama ibu negara. Motor saya parkir di halaman kelurahan, tampak motor lainya berjejer parkir, tidak terlalu banyak, namun kendaraan yang parkir lebih banyak dari pada kondisi kelurahan hari-hari biasanya. Saya tanya petugas parkir yang tidak jauh dari tempat saya memarkir motor, menanyakan lokasi perhitungan suara pemilu berlangsung. Si bapak menunjuk ke sebuah ruangan dibelakang kantor kelurahan, maklum saja 27 tahun saya hidup dikelurahan ini, seinget saya, baru sekarang menginjakan kaki di kantor kelurahan. Saya melangkah menuju ruangan yang ditunjukan oleh bapak tukang parkir tersebut, saya buka pintu perlahan, tampak seseorang sedang memegang mic dan sedang membacakan reakpitulasi suara tiap TPS. Didepannya tampak kursi berjejeran disini oleh saksi dari partai politik, tidak terlalu banyak orang yang hadir, sepertinya yang hadir kebanyakan adalah saksi. Saya segera menuju tempat duduk teman saya, dua orang, satu orang sedang fokus di depan laptop, sedangkan satu orang fokus memperhatikan lembar C1. Teman saya yang di depan laptop, bertugas untuk mencocokan antara data hasil partai dan caleg yang kami punya dengan C1 yang dibacakan oleh petugas PPS, sedangkan teman saya yang memegang C1 asli, memiliki tugas yang hampir sama, mencocokan C1 yang PPS punya dengan C1 yang kami punya. Sepenglihatan saya dilokasi perhitungan suara, hanya teman saya ini yang memiliki perlengkapan komplit, laptop yang berisikan data hasil inputan C1, dan C1 aslinya. Saksi yang lain nyaris hanya berbekal lembar D1, dan pulpen. Setiap PPS menyebutkan jumlah suara partai anu caleg anu semua nyaris menuliskannya langsung. Kami berbeda, perlngkapan yang kami persiapkan, mulai dari laptop, lembar C1, bolpen, terminal, semuanya disiapkan untuk menjaga suara dan amanah rakyat, agak tidak ada oknum yang menyelewengkannya. Dan ternyata benar, ditengah perhitungan suara C1 yang dibcakan oleh perugas PPS, sering terdapat ketidak cocokan antara C1 yang dibacakan dengan C1 yang kami miliki, maka solusinya, lembar perhitugan yang besar dikeluarkan dan di bacakan ulang. Makan waktu memang, tapi ini bentuk pengawalan kami terhadap suara rakyat. Bahkan kadang petugas PPS selepas membacakan C1 yang dimiliki selalu merujuk kepada kami, apakan sesuai atau tidak dengan C1 yang kami punya. Malam itu perhitungan selesai sekitar pukul 8 malam, suara partai dimana teman saya dan saya yang menjadi saksinya memang secara umum menempati peringkat 4 besar. Bukan masalah menag atau kalah, yang pasti, semua suara yang disebutkan oleh petugas PPS sudah seuai dengan data yang kami punya dari C1 yang diperoleh dari saksi partai kami. Artinya proses berjalan dengan jujur dan fair, ini yang ingin kita kejar. Jangan sampai, ada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawan yang kemudian menyelewengkan amanat rakyat ini. Dan inilah bentuk partai kami dalam MENGAWAL SUARA RAKYAT!!! Untuk teman-teman yang menjadi saksi, selamat menjalankan tugasnya dalam MENGAWAL SUARA RAKYAT!!! SEMANGAT!!!! )|(

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun