Mohon tunggu...
Teddy Wakum
Teddy Wakum Mohon Tunggu... Penulis - Lembaga Bantuan Hukum

Menulis dan mengadvokasi isu Kemanusiaan di Papua

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sejumlah Organisasi Serukan "Selamatkan Hutan, Tanah dan Orang Papua Selatan"

7 Juni 2024   15:26 Diperbarui: 7 Juni 2024   16:25 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menanggapi soal Program Strategis Nasional, Philipus chambu Aktivis Lingkungan Papua Selatan mengatakan bahwa PSN ini bukan hanya terdapat satu perusahaan saja melainkan ada banyak perusahaan, yang mana terdapat 36 perusahaan dan wilayah konsensinya sudah di petak-petakan ,philipus juga menekankan bahwa kajian pemerintah tidak melihat dan menghormati hak-hak masyarakat Adat. "Perlu untuk kita melihat lahan-lahan baru yang akan dibuka oleh pemerintah dan melihat dampak-dampak yang diterima oleh masyarakat adat" tutur Philip.

LBH Papua Pos Merauke
LBH Papua Pos Merauke
Melanjutkan kegitan nonton diskusi bersama Ramsis yang juga merupakan ketua EcoDefendermenerangkan bahwa  ''Berkaitan dengan dengan film yang sudah kita Nonton merupakan film  dari 11 tahun yang lalu yang mana program Pemerinta pertama yaitu MIFFE Dan sekarang PSN . Dengan Stratategi kolonial Belanda yang mana mencakop tanah tanah yang mereka  kuasasi. Dan saat ini pemerinta Indonesia mau melakuakn hal yang sama untuk di papua kususnya di Merauke,luas merauke 4 juta hektar dan menurut ramsis ini adalah hal yang tidak masuk akal jika pemerintah membuka lahan seluas 2 juta hektar di kabupaten Merauke pungkasnya.

LBH Papua Pos Merauke
LBH Papua Pos Merauke

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun