AS akan melakukan zona larangan terbang bagi pesawat suriah,seperti di beritakan Metrotv news.com, 18/06/2013 Moskow: Rusia mengecam upaya Amerika Serikat (AS) yang memberlakukan zona larangan terbang di Suriah. Rusia menilai upaya itu melecehkan hukum internasional.Dengan adanya Larangan terbang bagi pesawat Suriah,AS terang-terangan mau cawe-cawe DI Suriah.Apalagi AS akan mempersenjatai kelompok oposisi/pemberontak.Wah ...Jika nanti terjadi perang udara antara AS dan Suriah,keduanya akan mengeluarkan senjata andalannya.AS akan mengerahkan Rudal patriot dan Suriah akan mengandalkan Rudal S 300 buatan Rusia.Rudal S 300 SEKELAS RUDAL PATRIOT juga bisa memberlakukan Zona larangan terbang bagi pesawat AS dan sekutunya.Rudal PATRIOT namanya diambil dari nama komponen Radar dari sistem rudal ini. AN/MPQ-53 yang merupakan jantung dari sistem rudal ini dikenal sebagai "Phased Array Tracking Radar to Intercept On Target" atau disingkat menjadi PATRIOT. Rudal Patriot dilengkapi sistem pengendalian Rudal TVM (Track-Via-Missiles) memiliki kemampuan mengidentifikasi sekaligus 100 target Rudal atau obyek udara yang berbeda dan siap diluncurkan dalam waktu kurang dari 9 detik,Ada berbagai type Rudal patriot.Untuk Rudal type PAC-2 memiliki panjang 5,31 meter dengan berat 900 kg berbahan bakar solid-fueled, memiliki kecepatan 5 kali kecepatan suara (mach 5) dan dilengkapi dengan hulu ledak seberat 91 kg. Sementara type PAC-3 posturnya lebih ramping namun lebih akurat dengan daya jangkau sampai 300 km di ketinggian maksimum 24 km.Berbagai kisah sukses diraih Rudal Patriot selama Perang Teluk (Persian Gulf War) tahun 1991 dan Perang Irak (Operation Iraqi Freedom) tahun 2003, di antaranya berhasil mengintersepsi dan menghancurkan 70% Rudal Scud atau Rudal Al Husein milik Irak langsung di udara, di atas udara Saudi Arabia, Kuwait dan Israel. Hal tersebut secara psikologi menaikkan moril pasukan sekaligus meruntuhkan moril pasukan Irak.Bisakah rudal patriot melawan Rudal S 300 yang menurut pengamat bisa menandingi rudal patriot.... Namun di balik kisah suksesnya, Rudal Patriot juga mengalami beberapa kisah kegagalan. Contohnya, pada tanggal 25 Februari 1991 satu Rudal Scud Irak berhasil lolos dari cegatan Rudal Patriot dan langsung menghantam barak militer sekutu di Dahran Saudi Arabia, akibatnya sebanyak 28 tentara Amerika dari US Army 14th Quartermaster Detachment tewas seketika. Kegagalan berikutnya terjadi pada Perang Irak tahun 2003 (Operation Iraqi Freedom), ketika satu pesawat Tornado Angkatan Udara Inggris dan satu pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika yang notabene merupakan kawan sendiri, “berhasil” diintersepsi dan dihancurkan oleh Rudal Patriot. Hal tersebut terjadi karena kesalahan sistem identifikasi IFF Radar Patriot. Rudal patriot AS di muat truck dan bisa memutar jika mau di tembakkan[photo Raytheon] .... Sedangkan Rudal S 300 Suriah buatan Rusia mempunyai jarak tembak di atas 150 km dengan kecepatan 4 Mach. Rudal pintar ini mampu menyergap benda yang terbang rendah maupun tinggi (25M- 25KM). Rudal anti serangan udara ini mampu mendeteksi, menyergap dan menghancurkan: Pesawat, Helikopter, Drone, Roket Balistik, serta Peluru Kendali semacam Rudal Patriot. S-300 (SA-10 "Grumble") adalah SAM (rudal anti objek terbang) yang disinyalir terkuat di dunia saat ini, buatan Biro Rancang (NPO) Almaz dan Antei, yang tidak bisa lepas dari nama Veniamin Yefremov, perancang utama sistem pertahanan ini. Hal yang paling bisa dijadikan cerita mengenai kehebatan S-300 bukanlah gembar-gembor soal kehebatan kinerjanya, namun permainan politik yang melibatkannya. S-300 terdiri dari banyak macam versi, ada versi S-300P yang diletakkan di atas truk mirip peluncur rudal balistik, S-300F untuk kapal, dan terakhir yang berasal dari biro desain Antei, S-300V yang dibopong kendaraan beralaskan track, mirip 9K37 Buk (SA-11 'Gadfly'). Yang terakhir ini juga dikenal dengan nama Antei-300.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI