Mohon tunggu...
teddy andika setiadi
teddy andika setiadi Mohon Tunggu... -

untuk melihat tulisan saya yang lain silahkan datang ke www.teddyandika.wordpress.com Follow saya di twitter; @teddyandika

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Di Balik Gold Bukan Konser Biasa

13 Januari 2011   04:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:39 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_84552" align="alignleft" width="300" caption="koleksi shinetown telecom"][/caption] Tanggal 24 Desember 2010. Setelah hampir empat setengah jam di udara, akhirnya mendarat di bandara Chek Lap Kok, Hong Kong. Udara dingin menyambut kedatangan saya. Ini pertama kalinya saya ke Hong Kong. Perasaan senang dan kuatir bercampur aduk. Senang karena diberikan kesempatan untuk membawakan acara di “Gold Bukan Konser Biasa”. Sebuah konser yang terselenggara berkat kerjasama Shinetown Telecom dan ATM bersama yang menampilkan Afgan dan Duo Pochi. Dan kuatir akan seperti apa penonton di sini. Jujur saja, saya belum tahu bagaimana kondisi penonton di Hong Kong. Saya mencoba menepis kekhawatiran itu. Yang penting, saat ini saya bisa menikmati Natal dan Tahun Baru di Hong Kong dengan segala hiruk pikuknya. Begitu pikiran saya menenangkan rasa gelisah. Begitu keluar bandara saya disambut udara yang menelusup hingga ke tulang. Maklum, sedang musim dingin. Dua orang penjemput, yakni Yuni dan Bellinda, menjadi dua orang yang saya temui pertama kali di Hong Kong. Setelah sedikit berbasa-basi, kami melanjutkan perjalanan yang ditempuh kurang lebih satu jam menuju hotel Regal di Causeway Bay yang menjadi tempat menginap saya selama di Hong Kong. Kami memilih naik bis karena bisa melihat pemandangan sepanjang perjalanan. Selama perjalanan, saya lebih banyak melihat bis daripada mobil pribadi. Ketika masuk ke Hong Kong, banyak warganya memilih jalan kaki dan berkendara umum daripada naik mobil pribadi. Saya melihat warga Hong Kong dengan baju musim dingin lalu lalang seperti melihat peragaan busana di jalan raya. Its cool Oya, sedikit cerita mengapa orang Hong Kong senang berjalan kaki. Transportasi umumnya sangat nyaman. Selain bis dan taxi, ada juga trem dijalan tertentu dan MTR atau kereta bawah tanah. Semua itu menjadi transportasi andalan warga Hong Kong. Saya menjadi berkhayal, lucu juga kalau saya mencoba semua transportasi umum itu. Mumpung di Hong Kong, hehehe. Saya juga melihat banyak toko baju menawarkan sale alias diskon. Selain itu restoran dan cafe bertebaran disepanjang jalan. Sekilas pengamatan saya, Hong Kong adalah hutan beton yang menawarkan beragam mimpi. Sampailah di hotel Regal tempat saya menginap. Saya tidak bisa beristirahat lama karena sudah ditunggu untuk rapat konser yang diadakan dua hari lagi. Sambil menikmati makan malam dan dilanjutkan dengan menikmati segelas susu coklat panas untuk meredam dinginnya malam, rapat berjalan dengan seru. Pertanyaan dan masukan bagaimana saya harus membawakan acara, dapat dimengerti karena Yuni dan Bellinda bisa berbicara bahasa Indonesia. Terima kasih untuk Yuni yang menerjemahkan bahasa Indonesia ke bahasa Canton pada saat rapat bersama penanggung jawab panggung dan lighting bernama Christine yang asli Hong Kong itu. Beberapa poin hasil rapat tersebut adalah: 1). informasi panggilan TKI di Hong Kong ini adalah buruh migran Indonesia (BMI). 2). Konser 1 hari tanggal 26 Desember 2010 diadakan 2 kali. Show pertama jam 11.00 dan show kedua jam 15.00. selain dua poin penting tersebut, saya mendapat informasi mengenai penonton, seperti apa mereka ketika menonton konser. Ini penting buat saya agar saya dapat menaklukan penonton bangsa sendiri di luar negeri. Jujur ini juga konser pertama saya sebagai pembawa acara di luar negeri. Jadi saya harus tahu siapa penontonnya, agar acaranya tidak jadi garing. [caption id="attachment_84553" align="alignright" width="300" caption="koleksi shinetown telecom"]

129489371371063983
129489371371063983
[/caption] Saya, duo Pochi dan managernya, menuju tempat konser di Stadion Queen Elizabeth di Wanchai pada pukul 10.00 waktu setempat. Begitu tiba di Queen Elizabeth. Saya melihat BMI sudah antri menunggu di depan pintu masuk. Saya yakin duo Pochi mendapat sambutan hangat. Ternyata ada juga yang memanggil nama saya. Ow.... saya terharu tapi juga semakin kuatir. Saya takut apa yang akan saya sajikan tidak berkenan di hati mereka. Setelah senyum dan melambaikan tangan, kami masuk ke dalam gedung, tepatnya ke ruang tunggu di belakang panggung. Ruang ganti saya bergabung bersama duo Pochi. Setelah ganti baju, saya mulai bersiap-siap. Detak jantung saya begitu cepat. Lemas rasanya. Gugup melanda. Show pertama. Pintu diketuk. Nama saya dipanggil untuk bersiap-siap karena 5 menit lagi akan dimulai. Sampai di belakang panggung, saya mengintip ke arah penonton. Stadion Queen Elizabeth sudah dipadati oleh BMI, 95 persen wanita! Saya semakin gugup. Tanganpun berkeringat padahal saya berada di dalam gedung yang dingin. Acara dibuka dengan CK Funky Dancer. Selama mereka ngedance, penoton memberikan sambutan hangat. Terang saja CK Funky Dancer beranggotakan para BMI. Begitu batin saya meghibur diri. Selama mereka beraksi saya berdoa agar dimudahkan dan penonton terhibur ketika saya membawakan acara ”Gold Bukan Konser Biasa”. Aminnnn. [caption id="attachment_84556" align="alignleft" width="300" caption="koleksi shinetown telecom"]
1294894147719813811
1294894147719813811
[/caption] CK Funky Dancer selesai dan saya mulai beraksi. Ternyata sambutannya luar biasa.... Mereka memberikan tambahan energi kepada saya. Saya tidak menyangka akan sambutan yang begitu meriah. Saya bisa berkomunikasi dengan mereka. Udara gedung Queen Elizabeth yang dingin mendadak hangat karena sambutan para BMI yang luar biasa antusias. Rasanya, kalah penonton konser di Jakarta. Sungguh. Sayapun harus berbagi panggung dengan kungfu Master Lau yang luar biasa! Walau penonton selalu berteriak Afgan...Afgan.... mereka bisa dengan sabar menunggu dan menikmati sandiwara mengenai Goldrex yang dibawakan oleh Shinetown telecom crew. Sebelum Afgan tampil. Panggung digoyang dengan kecentilan duo Pochi yang bisa meyegarkan suasana. Ketika saya akan memanggil Afgan sebagai bintang malam ini. Satu gedung memangil manggil Afgan. Kalau saya berlama-lama dipanggung, sudah pasti saya ditimpukin penonton. Langsung saya pangil Afgan....teriakan dan tepuk tangan kembali membahana di udara. Konser pertama selesai. Sukses!!! Show ke dua. Kami harus menunggu kurang lebih 3 jam. Acaranya sama persis seperti show pertama. Bedanya kali ini diantara penonton ada Konjen RI,Bapak Teguh berserta ibu. Mr. James Lan, Director Shinetown Telecom, dan Bapak Arya Damar, Direktur Utama ATM Bersama. Serta 6 orang wartawan dari media di Indonesia. Saya kembali sedikit gugup ada pejabat penting di tengah penonton. Apakah saya bisa sebebas membawakan acaranya seperti show pertama? Acara dimulai. Tidak lupa berdoa sebelum mulai. Ternyata keraguan saya kembali sirna. Setelah sedikit di atas panggung oleh para pejabat, acara dilanjutkan. Kali ini penontonnya juga luar biasa! Saya jadi lebih santai membawakan acaranya, sampai lupa kalau ada para pejabat di kursi penonton. Ah, kalo saja setiap saya membawakan acara di Indonesia, seperti para BMI yang menonton konser ”Gold Bukan konser biasa”, rasanya rasa gugup bukan lagi alasan untuk saya. Acara show ke dua. Berjalan lancar dan kembali sukses! [caption id="attachment_84557" align="alignright" width="300" caption="koleksi shinetown telecom"]
1294894220829875235
1294894220829875235
[/caption] Setelah konser kami diundang oleh Shinetown Telecom untuk jamuan makan malam di hotel Park Line. Acara makan malam ini dihadiri oleh Bapak konjen dan ibu. Direktur Utama dan staff ATM Bersama. Direktur Bank Indonesia. para wartawan, pengisi acara, juga ada perwakilan dari BMI. Setelah sambutan dari bapak konjen RI, ATM Bersama dan Bank Indonesia. Kami pengisi acara mendapatkan plakat ucapan terima kasih. Selain kepada Shinetown Telecom dan ATM Bersama. Saya mengucapkan tarima kasih dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada para BMI yang telah menyaksikan Gold Bukan Konser Biasa. Kalian benar-benar membuat konser ini menjadi luar biaaasssaaaa!!! Semoga saya bisa datang kembali ke Hong Kong dan berjumpa dilain konser.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun