Saya belum pernah menonton sebuah pertunjukan yang diangkat dari sebuah film laris yang diterjemahkan ke dalam drama panggung. Apalagi ini memakai kata musikal. Penasaran? Sudah pasti. Drama musikal ini diangkat dari sebuat novel dan film laris Laskar Pelangi. Saya sudah bertanya kepada beberapa teman yang sudah menonton. Mereka bilang bagus dan layak untuk ditonton. Pertunjukkan digelar di Teater Besar Taman Ismail Marzuki (TIM) dari tanggal 17 Desember 2010 - 9 Januari 2011. Pertunjukan pada hari kerja jam 19.00 WIB. Sabtu dan Minggu, 2 kali pertunjukan jan 14.00 WIB dan 19.00 WIB. Harga tiket mulai dari Rp 100.000 - 750.000. Tidak rugi mengeluarkan uang untuk menyaksikan Musikal Laskar Pelangi, begitu kata teman saya dengan penuh keyakinan. Musikal Laskar Pelangi diproduksi oleh Miles Production dan Link Entertaiment. Drama musikal yang diangkat dari novel pertama karya Andrea Hirata ini diproduseri oleh Mira Lesmana dan Toto Arto, serta disutradarai oleh Riri Riza. Tata panggung oleh Jay Subijakto. Sebagai penata musik Erwin Gutawa yang berperan, serta penata tarinya adalah Hartati. Meskipun baru membaca dari buku program Musikal Laskar Pelangi yang dibagikan di depan pintu masuk, saya sudah bisa merasakan pertunjukkan ini akan bagus. Tapi suara hati saya mengatakan: "Nanti dulu, bagaimana dengan barisan pemainnya?" Melihat nama pemain utamanya mereka rata-rata penyanyi terkenal. Peran ibu Halimah diperankan oleh Eka Deli bergantian dengan Lea Simanjutak dan Dira Sugandi. Peran pak Bakri diperankan oleh Haikal pemenang AFI 2004 bergantian dengan Gabriel - seorang pelatih vocal. Sedangkan peran pak Bahri oleh Chandra Satria bergantian dengan Iyoq Kusdini - penyayi banyak jingle ikan. Sedangkan pemeran anak-anak Laskar Pelangi rata-rata lulusan dari idola cilik. Saya tahu, orang yang terlibat dibalik layar adalah orang-orang yang telah menghasilkan karya yang tidak diragukan lagi. Para pemain semuanya sudah pasti bagus nyanyinya. Novelnya sudah baca. Saya menilai novel tersebut Keren. Filmnya sudah nonton. Film yang bikin mata saya berkaca-kaca. Saya mulai yakin tontonan ini akan bagus. Terus apa istimewanya? Begitu hati saya bertanya. Belum sempat mereka-reka keistimewaannnya, lampu padam. Pertunjukan dimulai. Sayapun menikmatinya. Ternyata selama pertunjukkan saya bukan saja menikmati akting para pemain, musik, tarian dan tata cahaya yang menyatu dengan baik. Saya memberikan nilai istimewa untuk tata panggungnya. Luar Biasa! Bayangkan adegan dibuka dengan angkot asli bukan properti melintas di panggung! Sepeda dan motor silih berganti dengan pemain mengisi panggung. Ternyata itu belum apa-apa. Banyak kejutan dan 'keajaiban' di atas panggung yang bikin saya kagum dan geleng-geleng kepala. Ketika di panggung turun hujan! Benar-benar air sungguhan!! Setelah hujan, pelangipun datang. Indah.  Dengan set yang sempurna, apa yang disajikan di atas panggung jadi begitu indah. Seindah Pelangi. Sebentar lagi sampai pada adegan kehilangan dan perpisahan. Ini adegan favorit saya. Ketika menonton filmnya, di adegan ini mata saya berkaca-kaca. Apakah akan terjadi hal yang sama? Ternyata tidak. Mata saya tidak berkaca-kaca ketika adegan tersebut ada di panggung. Mata saya menitikkan air mata. Ya saya menangis. Saya bisa merasakan kehilangan dan perpisahan yang mereka mainkan di atas panggung. Tidak hanya kata-katanya menyentuh dengan lagu yang membuat saya diingatkan arti seorang sahabat. Kehilangan memang salah satu kejadian kehidupan yang tidak menyenangkan. Siap atau tidak siap kita pasti kehilangan orang-orang yang kita sayangi. Ah... betapa berharganya punya orang-orang yang kita sayangi. Siapapun itu. Setidaknya itulah core valueyang saya dapat ketika menyaksikan adegan perpisahan tersebut. Pertunjukkan usai. Ketika para pemain naik ke atas panggung, saya bertepuk tangan sambil berdiri. Ternyata hampir semua penonton melakukan hal yang sama. Musikal Laskar Pelangi memang juara! Salut untuk semua yang terlibat dalam pertunjukkan ini. Benar kata teman saya, tidak rugi menyaksikan pertujukan musikal yang luar biasa! Sebelum pulang saya membeli CD Musikal Laskar Pelangi. Perjalanan pulang saya putar CD-nya sambil membayangkan tata panggung yang luar biasa karena pertujukkan ini menyisakan sebuah keajaiban di atas panggung yang tidak terlupakan untuk mata saya. Penasaran? Masih ada beberapa hari lagi untuk anda menyaksikan apa yang telah saya saksikan. Salut untuk Mira Lesmana dan kawan-kawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H