Pensiunan Dukung M Husen sebagai Plt Dirut Pertamina Pengganti Karen
Rilis eSPeKaPe, 1 Oktober 2014.
Pasca Galaila Karen Agustiawan mengundurkan diri sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggelar rapat bersama seluruh direksi Pertamina. Rapat yang dilaksanakan di kantor Kementerian BUMN, di Jl. Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (1/10/2014) pukul 09.00 WIB. Dalam rapat ini, BUMN memberikan surat keterangan (SK) resmi pemberhentian Karen Agustiawan sebagai Dirut Pertamina. Selain itu, diumumkan juga pengganti sementara (Plt Direktur Utama) Karen Agustiawan yakni Muhamad Husen.
Direktur Utama Pertamina defenitif akan ditunjuk dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan penunjukkan sepenuhnya ada di tangan kementerian BUMN. Belum dapat diketahui kapan akan dilaksanakan RUPS dan penunjukkan. Bisa jadi sesudah pemerintahan baru menjabat. Sekadar informasi, Muhamad Husen adalah Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) yang diangkat pada 30 Mei 2011. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Komisaris PT Pertamina EP pada 1 Juli 2009. Muhamad Husen merupakan lulusan Geologi di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1984 dan Magister Sains di University of London (1989).
Dari markas kesekretariatannya di Jl. Raya Jatinegara Timur, Jakarta Timur, Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina (eSPeKaPe) menyambut dengan suka cita atas terpilihnya M Husen menjadi Plt Dirut Pertamina menggantikan Karen. Pasalnya kata Ketua Umum eSPeKaPe, Binsar Effendi Hutabarat dalam keterangannya kepada pers (1/10/2014), surat resmi organisasi pensiunan ini memang mengusulkan nama Direktur Hulu Pertamina M Husen untuk menggantikan Karen sebagai Dirut Pertamina. Surat eSPeKaPe itu bernomor 22/KU/eSPeKaPe/IX/2014 tertanggal 22 September 2014, yang ditujukan kepada Dewan Komisaris Pertamina dan kepada M Husen untuk diketahui.
Menurut Binsar Effendi yang Wakil Ketua Umum FKB KAPPI Angkatan 1966 dan juga Komandan Gerakan Nasionalisasi Migas (GNM), pekan lalu di Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP), dirinya bersama Dirut PT Pertamedika, Brigjen TNI Purn DR. dr. Mardjo Soebiandono, SpB. sempat membezuk M Husen. “Meski dalam perawatan, Pak Husen mempersilahkan saya dan beberapa orang pengurus eSPeKaPe yang didampingi Brigjen Pur Mardjo membezuk beliau. Pak Husen yang sudah terima surat usulan kami ke Dewan Komisaris menyampaikan ucapan terima kasih”, tuturnya.
Dari kiriman pesan pendek (sms) Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Migas Indonesia (KSPMI), Faisal Yusra, yang membalas sms yang di forward Pendiri eSPeKaPe, Teddy Syamsuri, pertama Faisal tulis sulit untuk prestasi. Kemudian menyusul kalimat pihak termasuk wakil Pemerintah di RUPS dan ada komitmennya, tapi tak dipublikasi. Tak penting orang mengganggap tak ada andil. Kemudian Teddy yang juga Ketua Umum Lintasan ’66 menjawab sms Faisal Yusra, itulah pilihan terbaik daripada yang terburuk, tinggal bagaimana respons pekerja,. “Sebab bagi pensiunan Pertamina yang berhimpun dalam eSPeKaPe, tetap berkomitmen untuk mengawal dan mempertahankan Pertamina harga mati yang tak perlu diragukan”, ucap Teddy tegas.
Lebih lanjut Teddy yang juga Kastaf Kominfo Gerakan Aliansi Laskar Anti Korupsi menjelaskan kepada Presiden KSPMI itu, oleh sebab modal penyertaan awal untuk mendirikan PT Pertamina (Persero), adalah aset yang merupakan warisan pensiunan sekitar Rp. 200 triliun itu.
“Jadi, hal ini merupakan konsistensi kami untuk terus menerus mengawal Pertamina siapapun dirutnya. Artinya, jangan juga pekerja sekarang ini merasa gerah dengan terpilihnya Pak Husen sebagai Plt Dirut Pertamina pengganti Bu Karen, karena lebih memilih seperti Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Pak Hanung Budya. Pensiunan enggak goblok goblok banget, kami juga catat track rekord setiap direksi Pertamina. Mengusulkan Pak Husen menggantikan Bu Karen itu sudah dihitung benar, bukan karena like and dislike, toh kami juga enggak kenal Pak Husen sebelumnya” tandasnya seraya mengingatkan Faisal bahwa baik kantor maupun gedung yang kini jadi tempat kerjanya itu juga merupakan peninggalan pensiunan.
Dalam rangka mendukung Pemerintah meningkatkan ketahanan energi oleh eSPeKaPe dipahami, adalah dengan investasi yang ditanamkan Pertamina di Blok Offshore North West Java (ONWJ) pasca akuisisi pada Juli 2009. Produksi Blok ONWJ dalam sepekan terakhir menyentuh level 46.200 barel per hari (bph), atau 200% terhadap produksi ketika pertama kali diakuisisi sebesar 23.100 bph. Juga Blok ONWJ memasok gas bagi PLN sekitar 100-120 metrik kaki kubik per hari (mmscfd) ke PLTGU Muara Karang dan Tanjung Priok. Membuat Pertamina mencatatkan rata-rata produksi harian minyak Blok ONWJ sebesar 40.300 bph pada semester I tahun 2014. Angka ini melebihi target produksi Pertamina pada 2014 sebesar 39.400 bph.
Sebelumnya dalam mengelola Blok West Madura Offshore (WMO) yang diambil alih Pemerintah dari CNOOC pada 7 Mei 2011 dan diserahkan kepada Pertamina, untuk selanjutnya dikelola PHE sejak tiga tahun lalu. Pertamina telah membuktikan dengan upaya meningkatkan produksi Blok WMO dari yang tinggal 13.000 bph itu menjadi bisa ditingkatkan 22.200 bph. Menurut Karen saat masih Dirut Pertamina, pencapaian itu menunjukkan kemampuan Pertamina mengelola blok lepas pantai. Dan menurut Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir, perlu diketahui bahwa keuntungan Pertamina lebih dari 60 persen disokong oleh kegiatan hulu.
Di tangan M Husen dari pertimbangan eSPeKaPe, pada realitanya Pertamina bisa mempertahankan dan meningkatkan kinerja di sektor hulu, sehingga Pertamina menjadi salah satu aktor penting nasional di dalam memacu pertumbuhan laju investasi BUMN dan ini akan menjadi salah satu titik tolak penting untuk menjadikan Pertamina sebagai aset kebanggaan nasional menuju World Class oil Company. M Husen yang mampu melaksanakan program jangka pendeknya dengan menyelesaikan isu-isu nasional seperti Blok WMO, Blok ONWJ dan pengelolaan lapangan tua, yang intinya adalah meningkatkan produksi untuk membantu target yang di patok Pemerintah. Di samping itu, memastikan kebutuhan gas dalam negeri bisa terpenuhi. Terkait dengan fokus Pertamina dalam menggarap offshore, M Husen berkomitmen agar Pertamina harus bisa menjadi leading pemain offshore di skala nasional dan regional.
Itulah sebabnya M Husen terus melakukan strategi dengan berkonsolidasidi dalam untuk bersama-sama mencapai target. Sedangkan untuk yang di luar, pihaknya akan berkomunikasi dengan SKK Migas dan instansi Pemerintah lainnya untuk sama-sama melakukan upaya fast track dalam rangka mempercepat produksi. Di antaranya dengan mempercepat atau menyederhanakan prosedural-prosedural administrasi dalam aktifitas pengeboran. Dengan demikian, adalah sangat tepat, pantas dan patut jika pengganti Karen adalah M Husen. “Ini pula yang akan menjadi penyeimbang terhadap program Pemerintah nanti yang konon akan menabuh genderang memberantas mafia migas”, ujar Ketua Umum eSPeKaPe, Binsar Effendi.
Binsar Effendi berterima kasih atas sambutan yang sama yang datang dari anggota Dewan Energi Nasional (DEN) DR. Tumiran, dengan ucapan selamat atas terpilihnya M Husen. Berterima kasih juga kepada Ketua Umum Aliansi Rakyat Kaltim untuk Blok Mahakam (ARKBM) Ir. Wahdiat, yang merasa ikut bersyukur M Husen sebagai Plt Dirut Pertamina, sehingga terbuka kemungkinan Blok Mahakam bisa dikelola sekaligus dioperatori oleh Pertamina 100 persen. Termasuk sambutan dari Dosen Fakultas Ekonomi Trisakti, Chaerulhadi M Aniek MBA, yang berharap SPBU dan pendistribusian LPG ke masyarakat dikuasai penuh oleh Pertamina. “Diantara para yunior yang masih aktif bekerja memang terasa ada yang pro dan kontra. Tapi jika yang kontra justru menghambat kebijakan Plt Dirut Pertamina M Husen, dengan tegas akan berhadapan dengan eSPeKaPe, apapun resikonya”, pungkas Binsar Effendi tegas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H