Kawin kontrak sudah bukan rahasia lagi. Bahkan kawin kontrak dianggap menjadi salah satu “solusi” mengatasi hidup. Norma diabaikan, berbalut agama, maka kawin itu menjadi legal, meski maksud dan tujuannya berbeda, dimana ujung-ujungnya “syahwat” uang.
Balikpapan merupakan salah satu kota terbaik di Kalimantan. Salah satu kota di Kalimantan Timur yang letaknya sangat strategis. Balikpapan yang dijuluki kota Selicin Minyak dan tahun 2008 lalu menyabet kota termahal di Indonesia menurut survey Mercer Indonesia, menyimpan kehidupan social yang ragam.
Balikpapan disebut kota segala bangsa, karena memang ada begitu banyak suku bangsa yang menggantungkan hidupnya, di kota yang tak pernah mengalami kerusuhan bahkan di saat reformasi 2007-2008 lalu.
Ratusan perusahaan asing beroperasi di kota yang berpenghuni ribuan tenaga kerja asing ini. Sebagai kota yang berlatar belakangragam suku didunia, trend dan gaya hidup kota berpenduduk sekitar 600 ribu jiwa ini pun memang tak kalah “hebat” dengan kota-kota besar Jakarta, Bandung ataupun Surabaya.
Salah satu gaya hidup itu yakni kawin kontrak. Namun ada yang berbeda dari gaya hidup kawin kontrak gadis-gadis Balikpapan. Kalau di kota-kota besar kawin kontrak dilakukan agar bisa mendapatkan uang dengan cara yang mudah, kalau di Balikpapan justru sangat berbeda.
Kalau di kota-kota besar dilakukan gadis dari golongan rendah alias miskin dan pengangguran, justru di Balikpapan kawin kontrak dilakukan gadis yang memiliki pendidikan cukup dan memiliki pekerjaan yang tetap. Trend kawin kontrak di Balikpapan mulai marak sejak awal tahun 200-an.
Lalu mengapa gadis Balikpapan mau melakukan kawin kontrak. Ternyata simple saja alasan para gadis Balikpapan maun melakukan kawin kontrak. Dari beberapa teman saya mengatakan mereka mau melakukan kawin kontrak dengan pria asing alasannya agar bisa bekerja di perusahaan asing.
Sungguh jawaban yang aneh, tapi memang itulah yang terjadi. “Saya capeh kerja di perusahaan ini (perusahaan lokal) gajinya tidak cukup, untuk liburan paling bisa hanya setahun sekali,” kata teman saya, sebut saja namanya Clara.
“Saya ingin bekerja di perusahaan asing, tapi khan untuk bisa diterima diperusahaan asing tidak mudah seleksinya sangat ketat, apalagi kadang kalau buka lowongan yang diterima hanya 1 atau paling banyak 2 saja, jadi persaingannya sangat sulit,” kata Clara lagi.
Agar bisa bekerja diperusahaan asing, Clara pun nekad mau melakukan kawin kontrak dengan pria asing yang dikenalnya disalah satu tempat hiburan malam. “Beberapa teman saya banyak yang bekerja di perusahaan asing, caranya mereka menikah dengan pria asing, yang bekerja diperusahaan asing,” terangnya.
Clara mengaku mau melakukan kawin kontrak atas saran temannya, yang juga telah melakukan kawin kontrak. “Teman saya kini banyak yang bekerja diperusahaan asing, mereka bisa bekerja diperusahaan asing begitu mudah karena mendapat jaminan dari sang suami,” tutur wanita berparas manis itu.
Meski diakui Clara, rata-rata perkawinan yang dijalani teman-temannya tidak lebih dari setahun. “Ada yang perkawinannya cuma bertahan 4 bulan tapi ada juga yang hampir setahun menjalaninya, tapi yang penting mereka telah bekerja diperusahaan asing,” ucap wanita lulusan sastra inggris di salah satu universitas di Jogyakarta.
Soal cinta Clara hanya tersenyum dan menuturkan, bahwa dirinya belum berpikir soal cinta sejati. “Saya tidak tahu apakah nanti bisa mencintai suami saya dengan tulus, atau nantinya juga akan berpisah dengan dia (suami) yang terpenting saya bisa bekerja diperusahaan asing dulu,” beber Clara, yang mengaku sebentar lagi akan bekerja diperusahaan asing.
Di Balikpapan bekerja di perusahaan asing memang menjadi favorite dan pilihan setiap gadis maupun pria Balikpapan. Rata-rata beranggapan bekerja di perusahaan asing kehidupan akan terjamin, karena mendapat gaji yang lumayan besar dan tentunya penuh gengsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H