Mohon tunggu...
Landasan
Landasan Mohon Tunggu... Penulis - Profesional Writer

Hanya ingin menterjemahkan bahasa hati dalam sebuah goresan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bali Tidak Ramah Lagi

26 Januari 2015   09:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:22 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suntuk dengan pekerjaan, dua pekan lalu, saya berlibur ke Pulau Dewata Bali. Selama sepekan saya menikmati keindahan dan hiruk-pikuk kehidupan daerah yang hingga kini masih menjadi tujuan utama wisata di Indonesia.

Setiap tahun saya selalu mengunjungi Bali. Bahkan terkadang dalam setahun bisa dua kali, karena tugas pekerjaan ataupun berlibur. Di Bali saya bisa melupakan kepenatan maupun kejenuhan dengan pekerjaan.

Namun wajah Bali kini telah berubah. Bali yang dulunya ramah, kini tidak lagi. Rasa enjoy ku pun mulai terganggu. Aku mulai merasa tidak nyaman lagi. Karena saya mengalami beberapa kejadian yang tidak mengenakan selama di Bali.

Seperti biasa ketika berlibur di Bali, saya selalu menyewa kendaraan roda dua dengan biaya Rp 70 ribu per hari (meski sebenarnya Rp 60 ribu). Hal itu untuk menekan ongkos transportasi yang sangat mahal di Bali (jika wisatawan).

Tentu selama di Bali saya nyaris tidak pernah berdiam di hotel. Saya hanya balik hotel ketika beristirahat maupun ganti pakaian. Waktu selalu saya manfaatkan untuk berjalan-jalan, menikati keindahan dan eksotis Bali.

Menggunakan kendaraan roda dua membuat saya bisa kemana saja. Namun yang membuat saya terganggu, saya selalu hampir emosi ketika hendak memarkir kendaraan. Karena petugas ataupun penjaga (dilokasi), kalau menegur sangat kasar.

Padahal beberapa kali saya merasa, telah memakir kendaraan dengan benar. Sehingga ingin sekali rasanya meladeni sikap mereka yang kasar. Sehingga saya pun merasa tidak nyaman membawa kendaraan.

Bukan hanya itu, ada beberapa hal juga yang membuat saya tidak merasa nyaman. Termasuk yang saya saksikan ketika wisatawan domestik maupun mancanegara kerap beradu mulut, karena sesuatu yang tidak menyenangkan yang dialami ataupun perlakuan yang diterima wisatawan.

Belum lagi macet yang semakin menjadi-jadi, kondisi pantai di Bali yang semakin kotor. Belum lagi biaya transportasi yang cukup mahal.

Meamang tahun ini saya merasa yang paling sial berlibur ke Bali. Karena tahun-tahun sebelumnya, saya selalu enjoy. Meski begitu, saya tidak akan kapok, untuk berlibur ke Bali, karena pertengahan tahun saya masih tetap ingin kesana.

Bagi saya Bali tetap eksotis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun