Mohon tunggu...
Teddy Sukma Apriana
Teddy Sukma Apriana Mohon Tunggu... Teknisi - Seorang teknisi yang nyambi jadi blogger

Memberi inspirasi untuk dijadikan referensi kehidupan, sehingga memunculkan semangat revolusi dalam hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Jakartanisasi" Pertelevisian di Kota Bandung

27 Maret 2014   23:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:23 2269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13959247231542924300

Stasiun TV lokal yang bergabung dengan jaringan TV nasional pun seharusnya "terangkat" namanya karena nama besar stasiun TV nasional berjaringan. Namun, yang terjadi di masyarakat, malah nama stasiun TV berjaringannya yang semakin tenar, bukan stasiun TV lokalnya. Hanya sekian orang saja yang masih ingat nama stasiun TV lokal anggota jaringannya tersebut.

Hingga kini, stasiun TV lokal di Kota Bandung yang masih "independen" adalah MQTV (TV lokal yang berada di bawah naungan ustadz AA Gym), dan I Channel. Stasiun TV lokal lainnya, Bandung TV dan PJTV, bisa dibilang juga anggota jaringan TV nasional juga, walaupun tidak merelai siaran TV nasional berjaringan seperti stasiun-stasiun TV lokal lainnya.

Jadi, bisa dibilang "Jakartanisasi" dalam dunia pertelevisian di Kota Bandung memang sudah tidak bisa dicegah. Yang dapat kita lakukan sebagai masyarakat yang notabene adalah penonton, adalah menonton program-program yang berkualitas dan mendidik, baik itu dari stasiun TV nasional, TV nasional berjaringan, ataupun dari TV lokal. Selain itu, masyarakat Kota Bandung juga harus menjaga budaya lokalnya agar tidak tergerus oleh ombak-ombak budaya modern Jakarta yang datang melalui media TV.

Bisa dibilang, siaran televisi berjaringan mempunyain dampak positif dan dampak negatif. Semoga, stasiun TV lokal anggota jaringan TV nasional bisa memperkuat konten lokal mereka agar tidak terasa nuansa "Jakartanisasi".

Salam Pertelevisian Indonesia, Sampurasun...

Disclaimer: Saya merupakan pengamat televisi independen, tanpa terikat dengan stasiun TV mana pun. Artikel saya ini bukan untuk mendiskreditkan budaya dan orang Jakarta, namun artikel ini semata-mata mengingatkan masyarakat akan pentingnya media massa lokal untuk menjaga budaya lokal di daerahnya masing-masing. Artikel ini juga bisa dibilang cerminan bagi pertelevisian di daerah lain di Indonesia, tidak hanya di Kota Bandung saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun