Mohon tunggu...
Tech nTasty
Tech nTasty Mohon Tunggu... Penulis - Blog Teknologi, Kuliner dan Travel

Blog Teknologi, Kuliner dan Travel

Selanjutnya

Tutup

E-Sport

Konflik Orangtua dan Anak Soal Game, Ini Jembatannya!

19 Oktober 2021   12:08 Diperbarui: 19 Oktober 2021   12:33 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Game selalu jadi obrolan debat antara kalangan anak dan orang tua. Bahkan dari jaman penulis kecil pun, ketika game mulai tumbuh menjadi industri hiburan yang besar dan terus bertumbuh.

Dan saat ini game telah berkembang menjadi salah satu lini olahraga yaitu eSports. Bagi anak anak muda, menjadi pro player adalah sebuah impian, dimana mereka bisa mengejar passion mereka sekaligus membanggakan daerah bahkan negara.

Tapi di mata orang tua, lagi-lagi semua itu hanya menjadi "utopia" bagi anak-anak muda, yang kerap dianggap sebagai alasan bagi anak-anak muda untuk bermalas-malasan di kamar, sambil terus menghabiskan waktu menghadap ke layar smartphone ataupun komputer mereka.

Dan ini memang bukan sekedar opini para orang tua, karena dari sekian banyak anak muda yang bermain game, toh hanya sedikit bisa mencapai karir sebagai pro-player eSports. Sisanya, tak lebih dari yang mereka katakan.

Padahal di tempat lain, banyak anak muda yang sudah berhasil mengejar mimpinya menjadi pro-player eSports, memenangkan kompetisi dan mendapatkan penghargaan serta apresiasi dari apa yang mereka minati.

Tak hanya level internasional, yang mungkin masih terlalu jauh dimata para orang tua, tapi di level nasional sendiri, eSports juga mulai dipertandingkan selevel dengan cabang olahraga lain seperti bulutangkis, futsal, voli, catur dan lain-lain, yang mungkin lebih dipandang bagi kalangan orang tua sebagai karir "atlit" sesungguhnya.

Buktinya di ajang PON XX Papua yang baru saja digelar, dimana para atlit eSprots juga sudah bisa mengalungi medali emas, sama seperti atlit dari cabang olahraga lainnya.

Tapi tentunya tidak ada pihak yang paling benar dan paling salah diantara perdebatan pandangan orang tua dan mimpi anak muda tentang bermain game ini. Yang dibutuhkan justru "Jembatan" yang bisa menggabungkan mimpi antara keduanya.

Untungnya kini sudah banyak pihak yang hadir menjadi jembatan tersebut. Salah satunya adalah LEAD by IndiHome, akademi eSport dengan konsep athlete enablement, yaitu memberdayakan seorang gamer (player) yang semula bermain game sebatas hobi, menjadi professional player (pro player) yang bermental atlet.

Jadi Pro Player Sekaligus Atlet eSport

Perlu diketahui, tidak semua pro player adalah atlet eSport, namun atlet eSport sudah pasti seorang pro-player. Perbedaan mendasar dari seorang pro-player dengan atlet eSport adalah pada aspek mentalitas. Mereka para atlet eSport adalah orang-orang pilihan yang siap ditempa sportsmanship-nya.

Seperti yang dijelaskan oleh Henov selaku Head Coach LEAD by IndiHome, Sebagaimana atlet cabang olahraga lainnya, atlet eSport juga membutuhkan latihan rutin agar semakin berkualitas dan sportif. Mereka rutin dalam meningkatkan skill, menguasai trik dan strategi permainan, kerja sama team, disiplin, serta menjaga pola makan sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten E-Sport Selengkapnya
Lihat E-Sport Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun