Mohon tunggu...
Techan Nakanaide
Techan Nakanaide Mohon Tunggu... -

sahabat pena. ada yang mau menjadi sahabat pena saya ..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Tentang

3 Januari 2012   02:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:25 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ketergesaan menangkap hari tak sesuai dengan rencana
sela dalam sungai mengatakan ada dan entah
ku taburkan daun di atas bukit bersamaan dengan udara
begitu indanya udara yang ku kenang saat ini

tak sengaja menelan udara kelam
di hembuskan perlahan menawan ku berbalik
tampak kabut yang begitu murung
hidup saat udara tersenyum padanya
Di bawah pohon terdiam menatapi langit
Kerah baju dan rambut berayun sepoi oleh angin
Tapakkan tangn ke tanah bertuliskan desiran
Hembuskan nafas bersamaan sela – sela bayang daun

Dikelilingi calah dedaunan berbayang siang
Kubaringkan diri menahan tangan di atas rumput
Aku merindukan hari ini dan selalu
Kesedihan tak berarti apapun
Sisa perjalan ini takkan ku harapkan
Karena hari ini menuntun ke dunia sana
Langit senja menanti kehadiran yang kan mati
Picisan hidup berkeping menjadi kenangan

Huh . . . apakah ini
Akan kembali ke masa lampau
Sedang ku pikirkan menghadapi itu
Mimpi itu adalah jawabannya
. . . mungkin
Tapi entahlah apa
Yang pasti perjalanan ini belum berakhir
Selamat tinggal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun