Mohon tunggu...
Tubagus Al Amin
Tubagus Al Amin Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hidup dalam kesederhanaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kepala Ayam

6 September 2014   18:10 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:27 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1409976579702734667

Ketika pulang kerja badanku rasa letih, nggak seperti biasanya jalanan macet banget, hampir 3 jam dari Jalan Thamrin ke Ciputat.

Sampai dirumah kulihat istriku telah tertidur, pasti dia juga kecapean ngurus anak-anak yang sudah memasuki usia sekolah. Kuhampiri kekamar dan kucium pipinya, ehhh...ternyata dia terbangun, langsung kutanya apakah sudah sholat maghrib kok tidur. ”Sudah Pak, bapak sudah makan belum, kalau belum ayo kita makan dulu, aku masak kesukaan Bapak, sop kepala ayam”.



Aku menuju meja makan, kubuka tutup saji, waw..terlihat menu kesukaanku, kepala ayam yang matanya merem pasrah untuk dimakan. Kebetulan sekali tadi waktu lembur nggak disediakan makan, perutku keroncongan lalu ku-libas sop itu. Selain rasanya yang enak, aku juga nggak mau mengecewakan istri yang telah memasak dengan sungguh-sungguh. Walau masakannya kurang enak, pasti kubilang enak. Biar dia seneng dan bangga.

Istriku memandangi aku yang makan dengan penuh selera, dia heran karena aku menyantap masakannya dengan lahap. Kemudian dia bertanya, ”kanapa sih bapak suka banget ama kepala ayam, padahal kan bagian ayam yang lain lebih enak ?”. Sejenak hening lalu kujawab ”itulah sebabnya bapak suka dengan kepala ayam, apalagi brutunya. Karena Ibu dan anak-anak menyukai dada dan paha yang dagingnya banyak dan lebih nikmat, biarlah bapak makan ayam apa adanya, bagian yang mak nyusssss untuk anak-anak dan ibu”

Aku nggak nyangka, karena jawaban yang kuberi istriku jadi terharu, lalu jatuh air mata kepipinya seraya ia berkata, ”terima kasih ya pak, bapak telah memberikan yang terbaik buat aku dan anak-anak”. ”Nggak apa-apa bu, aku ingin semua yang kuberi pada orang tercintaku adalah yang terbaik, sebagai wujud kasih sayang, kecintaan, ketulusan”.

Istriku baru sadar rupanya, kalau selama ini aku selalu mengalah baik saat nonton TV, menggunakan kendaraan, membeli pakaian, beli perlengkapan dll. Aku nggak ingin yang mahal, aku ingin yang sederhana. Biarlah pakaian yang bagus mereka kenakan, biarlah siaran TV mereka yang mengendalikan, aku nggak pernah pegang remote TV padahal aku suka banget nonton siaran sepakbola. Apa yang mereka tonton akupun ikut menonton, paling kalau ada siaran yang kurang bagus, aku cuma menyarankan agar diganti ke chanel lainnya biar lebih menghibur.

Aku ingin buktikan pada mereka bahwa sesuatu yang dilakukan oleh seorang ayah memiliki makna besar, didalamnya terdapat kesetiaan, pengorbanan, cinta, kasih sayang, dan tanggungjawab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun