Mohon tunggu...
UNDIKSHA
UNDIKSHA Mohon Tunggu... Lainnya - jurnalis

Merupakan penulis artikel/berita kegiatan undiksha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PKM-PM Undiksha: Meningkatkan Literasi Aksara Bali Siswa Tunanetra denagan "Reaksi"

9 Oktober 2023   15:35 Diperbarui: 9 Oktober 2023   15:36 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Singaraja - Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) telah menjalankan peran aktif mereka dalam meningkatkan literasi aksara Bali di kalangan siswa tunanetra. Langkah ini diwujudkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) yang menghadirkan Media Relief Aksara Bali bernama "Reaksi" dengan fitur berbantuan suara. Terobosan inovatif ini telah diaplikasikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Tabanan.

Tim PKM-PM yang terdiri dari Ni Pande Kadek Dewi Sudiartini sebagai ketua tim, dan anggota Ni Kadek Trisna Putri Utami, Ni Kadek Feby Widianita, Ni Kadek Ayu Gita Wulandari, dan Desak Made Dian Widianingsih, bertekad untuk mengatasi kendala dalam pengajaran aksara Bali kepada siswa tunanetra.

Ketua Tim, Dewi Sudiartini, menjelaskan bahwa ide ini muncul karena kesulitan guru dalam mencari metode pengajaran yang efektif untuk aksara Bali, terutama mengingat tantangan khusus anak tunanetra. "Setelah berdiskusi dengan pihak sekolah mengenai permasalahan ini, tim PKM-PM sepakat untuk mengadakan program pelatihan menulis aksara Bali dengan menggunakan Media Relief Aksara Bali berbantuan suara yang kami sebut 'Reaksi'," jelasnya.

Reaksi adalah media relief aksara Bali yang dirancang dengan bentuk cekung sehingga memungkinkan siswa untuk meraba aksara dengan jari mereka. Selain itu, Reaksi dilengkapi dengan tombol audio yang memungkinkan siswa mendengar suara aksara yang mereka raba. "Media ini dirancang khusus untuk cocok dengan gaya belajar anak tunanetra, yang cenderung lebih efektif melalui pengalaman meraba dan mendengar, mengingat kendala visual yang mereka miliki," tambahnya.

Proses pelatihan disesuaikan dengan gaya belajar khas anak tunanetra, yaitu melalui pengalaman meraba dan mendengarkan. Pelatihan dimulai dengan pengalaman meraba Reaksi, mengenal bentuk-bentuk Reaksi, membaca kata-kata sederhana dengan bantuan suara dari Reaksi, seperti menggabungkan dua kotak aksara seperti "ka" dan "ca" sehingga membentuk kata "kaca". Selanjutnya, siswa diajarkan untuk menulis aksara Bali di atas kertas khusus yang dilapisi dengan benang kasur. Pelatihan ini melibatkan empat guru dari SLB Negeri 1 Tabanan, yang berpartisipasi dalam diskusi dan berbagi pengalaman dalam mengajar aksara Bali kepada siswa tunanetra dengan menggunakan Reaksi berbantuan suara. Selanjutnya, proses pendampingan dilakukan oleh para guru untuk membimbing siswa tunanetra dalam praktik menulis aksara Bali.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali. Pasal 7 dari peraturan tersebut menegaskan bahwa Bulan Bahasa Bali dapat diselenggarakan oleh Desa Adat, lembaga pendidikan, swasta, dan/atau masyarakat. Oleh karena itu, penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali di sekolah dapat diwujudkan melalui lomba menulis aksara Bali yang diikuti oleh siswa tunanetra, sehingga semangat kompetisi dalam meningkatkan literasi dapat terus tumbuh.

Kompetisi menulis aksara Bali yang diselenggarakan berhasil melibatkan sembilan siswa tunanetra. Hasilnya menunjukkan bahwa tiga di antara mereka mampu menghasilkan tulisan yang sangat baik, empat siswa tunanetra menghasilkan tulisan yang baik, dan dua siswa lainnya menghasilkan tulisan yang cukup baik. Keberhasilan ini mencerminkan peningkatan literasi aksara Bali di kalangan siswa tunanetra dalam menulis dan membaca kata-kata sederhana menggunakan aksara Bali, memberikan harapan bagi masa depan yang lebih cerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun