Mohon tunggu...
Muhamad Bima Fadholallah
Muhamad Bima Fadholallah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga

berceramah dengan pemuda-pemuda tersesat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perlawanan Orang-Orang Pinggiran dalam Kumpulan Cerpen "Cinta Tak Ada Mati"

23 September 2023   19:20 Diperbarui: 23 September 2023   19:23 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inphttps://kutukata.id/2020/03/17/fiksi/cinta-tak-ada-mati-bermain-main-melawan-kenyataan/ut sumber gambar

Garis besar novel karya Eka kurniawan yang menjadi topik pembahasan kali ini berisi kumpulan cerpen tentang orang-orang buangan, peristiwa aneh, dan respons ajaib dari karakter-karakternya. Cerita tentang bagaimana melawan kenyataan bukan dalam bentuknya yang gagah, tapi dengan bermain-bermain. Tidak mengherankan, kegilaan pada karya Eka Kurniawan ini menjadi ciri khas tersendiri bagi seorang Eka Kurniawan. Salah satu karya beliau yang pernah tamat dalam deru nafsu literasi saya adalah "seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas", dan pada keseluruhan kisah di dalam novel tersebut, Eka Kurniawan tetap dengan bumbu-bumbu sastranya yang khas dan dapat diterka, meski sadar pun telah raib dimakan masa.

Kumpulan cerpen Cinta Tak Ada Mati menggambarkan bagaimana orang-orang buangan, pinggiran, dan mereka "yang tak punya sesuatu apa kecuali doa" melawan kemapanan. Dengan sebuah konsep Perlawanan yang tidak datang dalam bentuk pemberontakan yang gagah, kemartiran yang selalu diingat, atau epos yang menghiasi buku sejarah, namun hadir dalam tindakan yang sangat pribadi, subtil, dan senyap sulit ditebak. Ada perlawanan seorang budak perempuan yang jago masak di keluarga Belanda pada masa kolonial dengan mencampur tanaman beracun ke dalam masakan-masakan sedapnya. Lalu, seorang perempuan yang berusaha bebas diri dari pernikahan paksa dengan menjadikan dirinya tak perawan sebelum malam pertama. Ada juga pria yang tak mati-mati meskipun seluruh bagian tubuhnya telah dipenggal dan dicacah. Ia terus hidup dan melawan meskipun sudah tak kasat mata. Tak semua karakter dalam kumpulan cerpen ini melawan karena diinjak. Sebagian tindakan suprarasional justru lahir karena dorongan cinta "yang tak ada mati". Bahkan, karakternya tak selalu manusia. Ada seekor binatang peliharaan fantasi yang digambarkan nyaris punah mencoba melakukan pemberontakan kecil di rumah keluarga manusia. Salah satu bagian cerpen yang menjadi judul buku ini pun juga menyiratkan banyak pesan moral dan nilai sastra yang sangat berharga.

kumpulan cerpen ini juga berisikan  perlawanan terhadap kemapanan ditunjukan dengan pilihan estetika realisme magis. Bukan dalam bentuk yang serius dan gagah, tapi dengan bermain-main melawan kenyataan kenyataan yang rasional. Bahkan, bentuk baku penulisan  juga dilawan Eka . Dalam "Bau Busuk" dan "Pengakoean Seorang Pemadat Indis", dia menggugat kemapanan tata bahasa dan ejaan. Dalam beberapa cerpen, Eka juga bertutur dalam banyak metafora. Bukan metafora puitis dalam kata-kata indah, tapi metafora vulgar, sadis, dan jorok. Hal ini menjadikan salah satu karya Eka ini menjadi cerpen-cerpen yang perlu filterisasi pembaca. Tidak sembarang orang yang boleh membaca ini, bahkan perlu sebuah bimbingan tersendiri agar tidak salah dalam penafsiranya. Cover buku ini cenderung menampilkan foto abstrak yang perlu pendalaman dalam memaknai siratan yang ada padanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun