Dahulu waktu saya masih kecil, hanya anak bodoh yang ikut les. Rasanya malu apabila harus ikut les. Sekarang ini sudah terbalik. Kalau tidak ikut les bisa bodoh. Setidaknya itulah anggapan orang tua saat ini. Orang tua modern saat ini sudah tidak punya waktu mengajari atau mungkin lebih tepatnya tidak tahu cara mengajar. Jadinya mereka pasrah dan mengandalkan tempat les.
Tidak ada yang salah dengan tempat les anak-anak. Malah merekalah yang membantu kita. Sayangnya orang tua kurang informasi les apa yang tepat untuk anaknya. Kadang sang anak diikutkan semua les. Les pelajaran, les ketrampilan bahkan les hobi.
Yang harus dipahami di awal adalah orang tua harus tahu apa yang harus ditingkatkan bagi anak dan menjadi kebutuhan. Lalu pemilihan jenis les yang sesuai dengan umur. Kadang ada kesalahan orang tua menanyakan ke anak ingin les apa. Atau yang lebih fatal lagi orang tua mengikuti orang lain dalam memutuskan mengikuti les.
Jenis Les
Les untuk anak sendiri terbagi atas 3 jenis, yaitu les pelajaran, les ketrampilan dan les hobi. Ada les yang berasal dari luar negeri ada yang dari dalam negeri. Les pelajaran biasanya adalah les matematika dan les bahasa. Usia makin dewasa jenis les pelajaranpun makin bervariasi. Biasanya jenis les ini dinamakan bimbel.
Sedangkan les ketrampilan cukup banyak jenisnya. Ada les seni tari didalamnya ada les balet, les tari daerah dan les tari kontemporer. Lalu les seni rupa seperti les gambar, les membuat ketrampilan kreasi, dan les keramik. Ada juga les seni music seperti les gitar, les piano, les biola atau les menyanyi. Terakhir adalah les komputer.
Terakhir adalah les yang berkaitan dengan hobi. Les ini utamanya dapat mengembangkan lebih lagi potensi. Ada beberapa pilihan les yang ada saat ini yaitu les robotic, les masak dan les origami. Selain itu semua jenis les yang ada di les ketrampilanpun bisa masuk dalam kategori les yang berkaitan dengan hobi apabila anak sudah dalam tahap senang dan ingin meningkatkan ketrampilan.
Memilih Les yang Tepat
Memilih les yang tepat harus melihat parameter-parameter berikut :
1. Usia
2. Kebutuhan
3. Kemampuan/Minat Anak
4. Metodologi
5. Ketersediaan waktu
6. Kemampuan Finansial
Dalam proses memilih les yang tepat parameter brand/merek les tidak menjadi parameter yang masuk dalam pemilihan tempat les yang tepat.
Usia harus menjadi pertimbangan utama dalam memilih les. Biasanya les dimulai sejak pra Sekolah. Sudah menjadi rahasia umum kalau TK di Indonesia tidak mengajakarkan membaca dan menulis. Dan sayangnya SD sudah dituntut untuk bisa membaca dan berhitung. Ini kontras sekali dan tidak menyenangkan bagi orang tua. Les yang cocok untuk usia pra sekolah sampai dengan TK adalah les membaca dan les berhitung. Biasanya les ini dimulai sejak usia 3 tahun sampai 5 tahun. Selain itu dapat juga diikutkan les yang berkaitan dengan ketrampilan tetapi yang mudah, menyenangkan dan sesuai dengan potensi anak. Anak usia dini ini biasanya masih mudah bosan dan senangnya bermain. Tetapi dibalik itu mereka juga menyimpan potensi yang kalau diasah dari kecil akan menjadi bersinar ketika besar nanti.
Memilih les juga harus melihat kebutuhan. Apabila yang menjadi kebutuhan adalah meningkatkan pengetahuan anak terhadap pelajaran, pilihlah les pelajaran/bimbel. Jangan sampai memilih les berdasarkan keinginan kita sendiri atau keinginan anak.
Melihat kemampuan/minat anak juga dapat dipakai sebagai parameter pemilihan. Ketika anak masuk usia remaja, sudah terlihat apa kemampuan dan minatnya di luar pelajaran. Tujuan pemberian les ini adalah untuk memaksimalkan potensi anak. Banyak jenis les seperti ini seperti les les gambar, les membuat ketrampilan kreasi, les keramik, les piano, les gitar, les biola, dan les ketrampilan dan les hobi lainnya.
Faktor penting lainnya adalah metodologi pengajaran. Khusus untuk les pelajaran/bimbel banyak sekali metodologi yang digunakan untuk pengajaran. Semua metodologi baik, tetapi pilihlah yang sesuai dengan anak. Kalau anak kurang fokus dan malas, carilah metodologi pelajaran bimbel yang bisa mengarahkan anak untuk fokus dan tidak malas. Kalau anak kesulitan mengikuti pelajaran, carilah metodologi pelajaran yang bisa menjelaskan pelajaran secara lebih mudah. Kalau anak tidak memiliki semangat dan cepat bosan, pilihlah metodologi pelajaran yang menginspirasi. Semua faktor diatas ini dapat diketahui dengan “berbelanja info bimbel” melalui website, bertanya lewat telepon, konsultasi langsung dengan bimbel dan try out anak untuk mengetahui seberapa besar minat anak terhadap les tersebut.
Setelah memilih les apa yang akan diikuti, 2 parameter terakhir juga harus menjadi pertimbangan yaitu waktu dan biaya. Jangan sampai waktu les mengganggu waktu istrirahat anak, waktu me anak (bermain, bersosialisasi dan lainnya) dan belajar mandiri anak. Ada baiknya untuk anak pra sekolah sampai dengan TK maksimal 3x seminggu untuk bimbel dan tidak lebih dari 2 jam per pertemuan. Untuk yang meningkatkan ketrampilan ada baiknya maksimal 2 kali seminggu dan tidak lebih dari 2 jam per pertemuan. Untuk anak SD bisa lebih banyak menggunakan waktu untuk les, begitu seterusnya sampai SMA.
Untuk biaya sebaiknya juga harus diperhitungkan dengan baik. Jangan sampai memberatkan dari finansial. Biaya les dapat dikatakan murah apabila dilihat dari manfaatnya. Jadi masukan biaya les ini sebagai biaya operasional, sehingga dibudgetkan per bulannya. Jangan sampai les terputus karena biaya tidak dibudgetkan dan habis untuk keperluan lain.
Pilihlah yang Bijak
Sekarang tergantung kita. Jangan terjebak pada bujuk rayu iklan atau nama besar tempat les. Kuncinya adalah pilihlah dengan bijak dan cerdas. Silahkan memilih.
@dnaleinad
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H