Mohon tunggu...
Teene_ 99
Teene_ 99 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sarjana Akuntansi Perpajakan STIE "YKP" YOGYAKARTA

Sarjana Akuntansi Perpajakan STIE "YKP" YOGYAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta dalam Dua Iman

17 Juli 2024   09:51 Diperbarui: 17 Juli 2024   09:58 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah padang, dua jiwa bertemu,
Berlainan warna, namun cinta satu.
Laksana bunga tumbuh di tanah gersang,
Hati terpaut meski iman berbeda ruang.

Kau datang bak mentari pagi,
Hangatkan jiwa, terangkan hati.
Namun bayang malam datang tanpa henti,
Pisahkan kita dengan garis tak terlihat, namun berarti.

Cinta kita bak air dan api,
Tak bisa menyatu, meski hati merapi.
Di setiap doa, ku sebut namamu,
Namun keyakinan jadi dinding bisu.

Di mata dunia, kita berdua salah,
Namun di dalam hati, cinta ini tak kalah.
Kita laksana dua burung merpati,
Terbang bersama namun tak pernah hinggap di satu ranting pasti.

Dalam pelukan, kutemukan surga,
Namun kenyataan, buat kita terjaga.
Seperti langit dan bumi, kita terpisah,
Meski cinta tak pernah hilang, tak pernah musnah.

Kita hanyalah mimpi di siang hari,
Yang indah namun tak bisa jadi realiti.
Namun biarlah cinta ini tetap ada,
Sebagai kenangan indah dalam dua jiwa.

Cinta ini, meski tak bisa bersatu,
Akan selalu jadi kisah dalam hatiku.
Di balik perbedaan, kita temukan makna,
Bahwa cinta sejati tak mengenal agama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun