Di antara rentetan kata yang tak tergenggam,
Cinta menggeliat, menyelinap di antara jari-jari kita.
Kita merayunya, seperti seekor kupu-kupu yang elusif,
Namun ia tetap menghindar, tak ingin terperangkap dalam kata-kata kita.
Cinta itu bagai senja yang tak pernah bertepi,
Senyap, tak terjamah oleh bahasa manusia.
Kita mencoba menjalani tari yang aneh,
Seiring dengan irama takdir yang tak pernah kita mengerti.
Dalam kesejukan khiasan dan kelucuan sarkas,
Kita mengejar bayangan cinta yang terus berubah.
Seolah-olah ia adalah misteri yang tak terpecahkan,
Yang selalu menggoda, namun selalu menjauh.
Tapi mungkin inilah pesona cinta yang tak tergenggam,
Sebuah teka-teki yang menggetarkan hati kita.
Meskipun kata-kata mungkin terasa manusiawi,
Cinta itu sendiri adalah makhluk yang tak terlukiskan.
Jadi mari kita biarkan cinta mengalir dengan bebas,
Tak perlu kita ikat dengan kata-kata atau khiasan.
Biarkan ia menjadi lagu yang terus berdentum dalam dada kita,
Cinta yang tak tergenggam, namun selalu kita rindukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H