Jalan Brigjen Katamso atau depan Pasar Argosari, Kamis siang (16/10), tidak sperti biasa, ada Demo Menolak Pilkada Tiak Langsung, masa bergerak dari depan pasarArgosari, berjalan ke barat menuju Kantor DPRD Gunungkidul, yang sudah dijaga aparat dari Polres Gunungkidul, bahkan mobil untuk menghalau tindakan anarkispun sudah disiapkan.
[caption id="attachment_329441" align="aligncenter" width="300" caption=" Rino orasi dalam aksi menolak pilkada tidak langsung"][/caption]
Masa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Bersatu Peduli Demokrasi, melakukan aksi turun kejalan dari Depan Pasar Argosari ke Kantor DPRD Gunungkidul, aksi mengusung keranda yang diartikan sudah matinya demokrasi. Kordinator Aksi Rino Caroko dalam orasinya, ada enam butir yang akan diperjuangkan, oleh Aliansi Masyarakat Bersatu.
[caption id="attachment_329442" align="alignright" width="300" caption="aksi di pintu gerbang DPRD Gunungkidul"]
Diantaranya pengamanan atau mengawal pelantikan Presiden terpilih Joko Widodo- Jusuf Kalla, Menolak Pilkada tidak langsung, mendesak DPRD menyelesaikan penyeelsaian Alat Kelengkapan Dewan (Alkab) secara proporsional. Dengan aksi mendorong terwujudnya pemerintahan yang harmonis antara Legislatif dan Eksekutif .
[caption id="attachment_329443" align="alignleft" width="300" caption="Aksi demo dijaga aparat"]
Rino menjelaskan dalam Aksi diikuti oleh Jrami, Jaringan Aliansi Gunungkidul, SBSI, Putra Bangsa dan Kapsi.Mendoronga DPRDÂ Gunungkidul menghancurkan Neo Orde Baru, kita selamatkan demokrasi dari dapat masuk ke halaman gedung DPRD Gunungkidul.Tirani Mayoritas. Aksi diakhiri dengan membakar keranda matinya demokrasi, serta berusaha masuk ke halaman gedung DPRD Gunungkidul,sempat aksi dihalau oleh petugas, namun anggota DPRD ada sinyal untuk menerima anggota aksi, untuk duduk bersama, asla tidak melakukan tindakan anarkis.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H