Museum Esperanto Tiongkok pertama telah dibuka secara resmi setelah lebih dari dua tahun masa pembangunan untuk mempromosikan "bahasa universal" tersebut. Museum Esperanto, di Universitas Zaozhuang di provinsi Shandong di timur Tiongkok, dibuka pada hari Sabtu setelah menerima lebih dari 7.000 pengunjung selama pembukaan percobaan sejak Mei. Dengan area pameran seluas 680 meter persegi, museum tersebut adalah yang terbesar di Asia, jelas Sun Mingxiao, yang bertanggung jawab perihal fasilitas. Terdapat lebih dari 26.000 benda, termasuk buku, koran, foto, dan naskah. Banyak dari benda tersebut disumbangkan oleh penutur Esperanto dari lebih dari 40 negara atau wilayah. Chen Haosu, pemimpin Liga Esperanto Seluruh Tiongkok, menuturkan bahwa misi dari museum tersebut adalah untuk merekam sejarah dari Esperanto, mempromosikan budaya dari bahasa artifisial tersebut dan perkembangannya. Museum tersebut adalah bagian dari kerjasama dari Universitas Zaozhuang dan Liga Esperanto Seluruh Tiongkok yang memakan biaya sebesar 3 juta yuan (US$490.000) Aktifitas yang berhubungan dengan Esperanto dimulai di universitas tersebut pada tahun 1980an. Esperanto menjadi kursus pilihan di perguruan tinggi pada tahun 2011, yang sampai saat ini telah menarik lebih perhatian 500 murid. Sampai saat ini, sekitar 400.000 orang Tiongkok telah mempelajari Esperanto, menurut Sun. Esperanto diciptakan oleh seorang dokter Polandia LL Zamenhof pada tahun 1887 dan diperkenalkan ke Tiongkok pada awal tahun 1990an. Diterjemahkan dari "China's first Esperanto museum opens in Shandong" http://www.wantchinatimes.com/news-subclass-cnt.aspx?id=20131120000135&cid=1104
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H