Politik di Indonesia bagaikan puting beliung. Dapat berubah dengan sangat cepatnya dengan cara yang kita tidak duga. Yang terkadang bisa menimbulkan suhu emosional masyarkat yang meningkat. Politik di Indonesia ini hampir tidak memiliki pola. Karena sangat sulit di tebak dan di prediksi. Maka dari itulah yang menyebabkan banyak kalangat dari pengaman politik yang berasal dari ekonomi, bahkan ada yang dari pengamat sepak bola.
Ketidak pastian dalam berpolitik di Indonesia membuat siapa saja boleh berbicara dan apa saja yang di bicarakan. Fakta itu lah yang membuat ilmi politik lebih rumit di pecahkan dari pada memecahkan rumus kimia dan rumus fisika. Dalam berpolitik itu juga ketidakpastian itu bukalan hal yang menjadi utama, namun justru itu yang membuat politik di Indonesia ini justru semakin menarik untuk di pelajari.
Politik di Indonesia ini sangatlah mirip dengan air sabun yang tidak akan pernah jernih dalam waktu yang lama. Keruh dan penuh dengan busa. licin dan menggelincirkan. Politik di Indonesia ini juga seperti anak kecil, sebentar berteman dan sebentar lagi bisa menjadi musuhan. Demikian yang di gambarkan oleh Nusa Putra (2015) Yang menggambarkan bagaimana politik di Indonesia.
Sistem demokrasi multipartai membuat partai politik memiliki andil yang sangat kuat untuk dapat memiliki kekuasaan. Partai politik memang harus di perhitungkan, namu janganlah pernah tunduk pada tuntunan mereka yang hanya berorientasi kepada dan yang yang asyik kepada partai. Ketika partai memutuskan  seorang calon kepada daerah baik calon bupati maupun calon gubernur pastilah ada maksud, tujuan dan kepentingan yang menyertainya.Â
Persoalannya adalah apakah partai politik tetap konsisten dengan janji dan keberpihakannya kepada masyarakat saat mereka menang menjadi pemimpin di daerah masing masing? Dalam konteks perpolitikan di Indonesia rasanya belum ada yang konsisten betul. Â Perpolitikan di Indonesia pun juga berkutat dengan berbagi dan silaturahmi dan saling menyambangi itu menjadi sangatlah penting. penjara ego, persoalan masa lalu , persoalan ego dan persoalan pribadi yang harus di kelola dengan baik agar saling memahami dan menghormati bisa terus di bangun.
Partai politik memang menjadi memang menjadi ajang mencari popularitas dan pencitraan, apapun ceritanya hak popularitas menjadi bahan pertimbangan bagi para kader politik untuk di calonkan. Selain itu juga, ketua umum partai politik mempengaruhi pergerakan para calonnya. sekaligus penentuan strategi yang akan di buat. Peran ketua umum partai bagai air dan beras yang selalu bersama untuk menghasilkan popularitas. Sehingga tidak sedikit para calon yang menggandeng ketua umum partainya dalam setiap kampayenya dan spanduk - spanduknya.
Dalam demokrasi rakyat memiliki kekuatan yang besar, karena sistem demokrasi merupaka suatu sistem yang dibangun dari rakyat, oleh rakyat untuk rakyat. Dalam hal ini kekuatan ada ditangan rakyat. Hanya bagaimana kekuatan rakyat ini bisa di kelola dengan baik. Rakyat bisa menentukan bukan saja melalui partai politik, tetapi rakyat bisa menciptakan calon independen.
Demokrasi hanya bisa dibangun jika partai bersinergi dengan rakyat. Sinergi itu bisa dikerjakan jika partai politik tidak menghianti hati rakyat, kedaulatan ada ditangan rakyat. Maka, dengan demikian rakyat yang menentukan permainan-permainan politik yang sedang dimainkan partai politik saat ini. Pemilih cerdas adalah solusi untuk permainan itu.
Selamat Sore
Salam Demokrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H