Sikap tidak konsisten atara apa yang di cita - citakan oleh presiden Jokowi dengan apa yang terjadi sekarang ini sangat bertolak belakang. Sikap ini dapat kita saksikan bersama - sama pada saat presiden Jokwi menunjuk banyak wakil menteri dan banyaknya wakil menteri yang membantunya di periode yang 2019 - 2024 ini. Padahal dalam pidato kenegaraan yang disampaikan oleh presiden Jokowi sendiri bahwa presiden Jokowi ingin merampingkan birokrasi di Indonesia dengan memangkas esalon. Pidato ini di sampaikan oleh presiden Jokowi saat ia di lantik menjadi presiden periode 2019 - 2024.
Namun yang kita lihat sekarang ini justru berlawanan dengan apa yang di sampaika oleh presiden Jokowi saat ia di lantik 20 Oktober silam, karena presiden Jokowi menunjuk banyak sekali wakil menteri yang membantunya dan juga yang terbaru adalah menunjuk 12 orang staff khusus yang mana 7 orang diantaranya berasal dari kalangan melineal.
memang benar, semakin banyak orang - orang yang ahli di bidangnya yang akan membantu presiden akan meringankan kerja presiden sebagai kepala negara, namun ini bertolak belakang dengan cita - cita presiden Jokowi yang menginginkan untuk menyederhanakan birokorasi di kepemimpinanya pada periode kali ini. Karena semakin banyak orang - orang yang bekerja membantu presiden akan memberatkan keuangan negara dalam menggaji dan memberikan fasilitas pendukung untuk para orang - orang yang akan membantunya dalam bekerja.Â
Memang presiden jokowi memang sekali begitu, sering kali tidak konsisten dengan apa yang ia katanya dengan apa yang ia kerjakan. Menurut saya dengan mengangkat banyaknya wakil menteri dan staff khusus akan menjadikan presiden gagal total cita - citanya untuk memangkas birokrasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H