Dengan mengedepankan semboyan “Dari Sirau membaca untuk gerakan Indonesia membaca”, gadis ini sangat ulet dan cekatan dalam menumbuhkan minat baca kepada warga sekitar. Bermodal niat dan nekat dia dirikan Taman Bacaan Masyarakat An-Nafi’ untuk warga di desanya. Desa tersebut merupakan desa santri dan gudangnya ilmu karena banyak pondok pesantren dan sekolah yang menjadi sarana pendidikan.
Dengan menempati ruangan semi permanen seluas 3 x 6 meter, pada tanggal 28 November 2015, Taman Bacaan Masyarakat An-Nafi’ resmi didirikan. Nama An-Nafi’ sendiri berasal dari salah satu nama Alloh dalam Asmaul Husna, yang artinya Pemberi Manfaat. Dengan harapan bahwa di TBM ini dapat saling berbagi manfaat, berbagi ilmu, pengetahuan, dan pengalaman.
Meskipun lokasi yang jauh dari pusat kota, namun tidak menyurutkan semangat warga untuk belajar. Terbukti dari antusias warga dalam memanfaatkan TBM sebagai sarana bacaan. “Antusias warga sangat tinggi, terbukti pada hari-hari sibuk (Senin-Sabtu) mereka menyempatkan diri ke TBM untuk membaca, meminjam buku, dan saling berbagi ilmu” kata Niswah dengan semangatnya. Pada hari Minggu, pengunjung TBM An-Nafi’ bertambah ramai, dan bisa mencapai tiga kali lipat dari hari-hari biasa.
Selain itu, Fatmah ibunda Titis salah satu wali murid RA Masyithoh 2 Sirau mengungkapkan bahwa dengan hadirnya TBM An-Nafi’, dia tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam, pasalnyaia dapat meminjam buku secara gratis, selain itu lokasi TBM berada dekat dengan sekolah tempat anaknya menimba ilmu, sehingga ketika ia mengantar anak sekolah bisa sekaligus meminjam buku untuk bekal bahan bacaan di rumah, seperti pepatah sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.
Tidak hanya itu, dia juga merasa senang karena terdapat berbagai pilihan buku cerita anak, yang membantu untuk merangsang minat baca bagi anaknya. “Sangat senang dengan hadirnya tbm ini, tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk membeli buku, dan juga tersedia bermacam buku cerita anak, jadi dapat melatih anak supaya gemar membaca sejak dini,” ungkap Fatmah.
Niswah berniat ingin mengembangkan TBM layaknya perpustakaan yang terkomputerisasi dengan menggunakan software SLiMS (Senayan Library Management System).Dengan menggunakan software ini akan memudahkan dalam proses inventaris buku, pengolahan buku, keanggotaan, peminjaman dan pengembalian buku, penghitungan denda keterlambatan, dan statistik kunjungan. “Harapan saya ke depan, ingin menggunakan software SLiMS di TBM An-Nafi’ karena ketika jumlah anggota bertambah, software ini akan sangat membantu untuk memantau setiap kegiatan sehari-hari di TBM, namun saat ini masih terkendala belum tersedianya komputer” ungkapnya.
TBM An-Nafi’ bersama 35 TBM lain yang tergabung dalam Forum TBM Banyumas mempunyai cita-cita bersama menjadikan Banyumas sebagai kota wisata TBM sehingga dapat menjadi rujukan wisata keilmuan serta benar-benar merupakan wujud nyata meningkatkan minat baca masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H