Keterbukaan adalah kesakitan yang berujung kebahagiaan.Â
Memang, begitulah ungkapan yang aku sampaikan di awal sederet kalimat ini. Mungkin banyak kehawatiran ketika membuka sebuah keterbukaan. Awalnya memang sakit, khawatir menjadikan sebuah malapetaka, dan banyak kekhawatiran lainnya.Â
Namun, dengan keterbukaan akan menjadi indah di akhir berikut dengan prosesnya yang aduhai.
Seperti yang dilakukan oleh kami (red: aku dan istri) belakangan. Kami awalnya menutupi sebuah kegelisahan yang lama mendekam di hati. Kenapa ditutupi? Ya, khawatir saja kalau dibuka ternyata bakal membuat pesakitan yang terdalam.
Selain itu, ya, tentu saja amarah yanv meledak bakal diluapkan.. karena timdak menerima dengan apa yang dibukakan.
Namun ternyata, setelah dibuka, ya awalnya nggak pada akur. Ditambah lagi, dengan nangis yang nggak berhenti.Â
Namun, setelah semuanya adem, menerima dengan pikiran lapang. Barulah berpelukan dan saling menerima.
Ya.. lega dan kerasa indah di akhir.Â
Namun, itulah yang namanya keterbukanan. Pasti sobat semua sudah pernah merasakan itu. Menutupi sebuah masalah dan tidak mau terbuka.
Apapun itu, semoga sobat semua bahavia dan membuka hal2 yang seharusnya dibuka bersama pasangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H