Presiden Joko Widodo berulangkali menekankan pentingnya konsolidasi nasional dan demokrasi yang santun. (Foto: Kompas.com).
KONSOLIDASI nasional. Itulah mungkin inti dari pesan Presiden Joko Widodo yang secara tersirat disampaikannya saat memberikan sambutan di acara Munas HIPMI, Senin (21/11/2022) di Hotel Alila, Solo, Jawa Tengah. Jangan memainkan politik identitas, politisasi SARA, terutama agama. Ciptakan suasana yang adem di tahun-tahun politik, khususnya menjelang Pilpres 2024.
Bukan baru kali ini Presiden Jokowi mengutarakan hal itu. Menilik ke belakang, Jokowi sudah lebih dulu mengingatkannya dalam Pidato Kenegaraannya pada Sidang Tahunan Majelis Permusyarawatan Rakyat dan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah dalam rangka HUT ke-77 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, di ruang rapat paripurna, Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Senin (16/8/2022).
Kala itu, Jokowi merujuk pada tahapan pemilihan umum yang Juni sebelumnya sudah diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang disebutnya harus didukung sepenuhnya. Jokowi sudah menitipkan pesan agar pesta demokrasi melalui Pilpres, Pileg dan Pilkada serentak 2024 berjalan dengan baik.
Mengutip pemberitaan Kompas.com, Jokowi pada kesempatan itu sudah menekankan agar semua pihak yang terlibat dalam pesta demokrasi tidak lagi memainkan politik identitas. Jangan ada lagi politisasi agama. Jangan ada lagi polarisasi sosial. Semua pihak wajib bersama-sama memperjuangkan demokrasi yang semakin dewasa. Untuk itu, konsolidasi nasional harus diperkuat.
Pemilihan umum, terutama pemilihan presiden (pilpres), cenderung menjadi antitesa dari memperjuangkan keutuhan bangsa. Itulah yang harus dihindari. Partai-partai politik, elit partai, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh kebudayaan, memegang peranan penting untuk memperkokoh fondasi kebangsaan serta ideologi bangsa. Para pemimpin lembaga negara wajib mendukung dalam pengembangan demokrasi yang santun.
Pernyataan Jokowi di Solo, penegasan atas apa yang disampaikannya dalam pidato kenegaraan 16 Agustus 2022, mestinya memang tidak boleh dianggap sepele. Jokowi sekaligus mengingatkan agar Pilpres, Pileg dan Pilkada serentak 2024 tidak lagi membuat bangsa ini terpecah-pecah, terdisrupsi dalam polarisasi sosial yang cukup parah.
Oleh karena itu, walau Pemilu 2024 relatif masih lama, akan tetapi Jokowi sudah mengingatkan agar semua pihak benar-benar mampu menciptakan suasana yang kondusiv di tahun-tahun politik ini.
Sekadar mengingatkan, KPU sudah memutuskan Pilpres dan Pileg dilaksanakan bersamaan pada 14 Februari 2024. Pileg untuk memilih anggota DPR RI, anggota DPRD provinsi, anggota DPRD kabupaten/kota, dan anggota DPD RI. Sementara, Pilkada serentak digelar 27 November 2024.
Terkait Pilpres 2024, masyarakat rasanya sudah cukup memahami interaksi dan dinamika yang terjadi. Partai-partai politik masih berjuang untuk memperoleh figur yang akan dijadikan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Sejauh ini, kita pahami baru Anies Rasyid Baswedan yang dideklarasikan oleh NasDem sebagai bakal capres.