Mohon tunggu...
Tb Adhi
Tb Adhi Mohon Tunggu... Jurnalis - Pencinta Damai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sich selbst zu lieben ist keine ritelkeit, sondern vernunft

Selanjutnya

Tutup

Politik

Beruntunglah KIB yang Sangat Cool, Koalisi Perubahan Masih Semrawut

18 November 2022   12:33 Diperbarui: 18 November 2022   12:41 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga pentolan KIB. Saling memuji, bukan saling sindir. (Foto: Kompas.com)

ORANG-orang partai, sebut saja para politikus, selalu punya cara untuk membuat atmosfir politik menjadi panas atau dingin. Gonjang-ganjing dari perdebatan antara elit Demokrat dan NasDem menghangatkan suasana, bertepatan dengan pasca berakhirnya rangkaian kegiatan Presidensi G20 Indonesia yang kesuksesannya diakui dunia.

Perdebatan elit Demokrat dan NasDem, dalam pemahaman publik, tentunya berkaitan dengan belum adanya penetapan cawapres pendamping Anies Baswedan. Demokrat seperti memaksakan NasDem dan Anies Baswedan harus memilih Agus Harimurti Yudhono, ketua umumnya. NasDem berkelit, siapa yang menjadi cawapres, sepenuhnya tergantung Anies. Penentuan cawapres bukan ranah NasDem.

Demokrat sudah lama memendam kekesalannya. Ditambah lagi, adanya wacana memadankan Anies dengan Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo. NasDem berkilah, adalah hak Anies untuk menemui dan berbicara dengan siapa saja. Apalagi, belum tentu juga pertemuan Anies dengan Gibran terkait cawapres.

Tensi tinggi di antara elit Demokrat dan NasDem pada akhirnya dihubung-hubungkan dengan rencana pembentukan Koalisi Perubahan, yang diusung NasDem, Demokrat dan PKS. Tidak keliru jika publik memandang jika Koalisi Perubahan pada akhirnya juga hanya sekadar menjadi wacana. Hanya ramai disampaikan ke media, tetapi realisasinya masih nol besar.

Masih semrawut, kata pengamat politik Adi Prayitno, seperti dikutip Kompas.com. Dalam pandangan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu, saling sentil antara elit Demokrat dan NasDem sekaligus membuktikan jika koalisi pendukung Anies Baswedan untuk Pilpres 2024 itu makin kusut.

"Makin rumit membayangkan koalisi ini terwujud. Awalanya terang dan cerah karena NasDem, PKS, dan Demokrat punya titik temu di Anies yang dinilai antitesa Jokowi. Belakangan realisasi kongsi poros perubahan ini kian kusut," ujar Adi Prayitno dalam wawancaranya dengan Kompas.com.

Satu masalah belum selesai, muncul konflik baru. Wajar jika publik mencermati makin tebalnya insubordinasi antara kedua partai tersebut, setidaknya pada sebagian elit kedua partai.

Sebelumnya, ada dugaan karena faktor intervensi oligarki. Lalu PKS dan Demokrat deadlock soal cawapres Anies. Kini, Demokrat menuding NasDem tak komit soal koalisi karena melirik figur Gibran (Wali Kota Solo) yang dinilai cocok jadi cawapres Anies.

Kerumitan yang terjadi tetap berawal dari pemilihan bakal cawapres. Seperti dipaparkan di awal, sampai saat ini belum ada titik temu sosok yang akan jadi bakal cawapres.

NasDem, yang merasa lebih superior, sejak awal buru-buru memutuskan Anies Baswedan sebagai bakal capres. NasDem sepertinya sudah mengukur kehendak Demokrat dan PKS, yang sama-sama mengincar posisi cawapres Anies. Itu pun masih digantung, karena NasDem dan Anies belum sreg dengan AHY atau Ahmad Heryawan (Aher) yang dijagokan Demokkrat dan PKS.

Di satu sisi, kerumitan dan semrawutnya rencana pembentukan Koalisi Perubahan membuat publik mencermati Koalisi Indonesia Baru (KIB). Begitu besarnya perbedaanya dengan KIB. Suasana kebatinan orang-orang KIB seperti sudah menyatu. KIB demikian cool, tidak pernah ada perbedaan sikap di antara elit dari ketiga partai pengusungnya, yakni Golkar, PAN dan PPP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun