Mohon tunggu...
Andi Aryatno
Andi Aryatno Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mengembara kemanapun. Ingin berbakti dan membalas semua kebaikan orang tua terutama ibu. Tidak bisa menulis dengan baik, tapi sangat menyukai menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenapa Dunia Ini Terlalu Kejam

22 Februari 2013   15:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:52 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aku duduk dipaling ujung didekat pintu dengan berhadapan wanita-wanita. Hanya aku dan supir angkutan umum yang lelaki.

Setiap pagi mulai hari senin yang lalu sampai seminggu kedepan aku harus bolak-balik sabar dan menghabiskan setengah jam dari waktuku untuk berada dimobil yang supirnya ugal-ugalan. Aku sedang ada tugas diluar kantor. Mengamati sekeliling dan sepanjang jalan ketika berada diperjalanan adalah hal biasa yang selalu aku lakukan. Mulai dari gadis-gadis muda yang berada satu kendaraan, ibu-ibu tua, preman, pertokoan, hotel, dan mobil-mobil yang memadati jalan.

Yang menjadi sorotan utamaku adalah ketika aku melihat dua orang anak kecil mengedarkan koran-koran ditengah jalan. Mungkin usia mereka sekitar delapan atau sembilan tahun. Mereka tampak kompak menawarkan kumpulan kertas penuh informasi itu kepada para pengendara jalan.

"Dek, sini, Dek!" Kataku seraya melambaikan tangan kearah anak kecil penjual koran.

"Iya Bang, mau beli koran?"

"Satu berapa, Dek?"

"Dua ribu Bang."

Ku ambil selembar uang dua ribuan dari saku bajuku.

"Terimakasih, Bang." Kata anak kecil itu ketika menerima uang dariku dan ia langsung menyerahkan satu koran kepadaku.

Anak kecil itu langsung pergi menawarkan dagangannya kepada pengendara jalan lain. Padahal, banyak sekali yang ingin aku tanyakan kepada anak kecil itu.

Kenapa kamu menjadi penjual koran? Kan ada orang tuamu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun