Aku duduk dipaling ujung didekat pintu dengan berhadapan wanita-wanita. Hanya aku dan supir angkutan umum yang lelaki.
Setiap pagi mulai hari senin yang lalu sampai seminggu kedepan aku harus bolak-balik sabar dan menghabiskan setengah jam dari waktuku untuk berada dimobil yang supirnya ugal-ugalan. Aku sedang ada tugas diluar kantor. Mengamati sekeliling dan sepanjang jalan ketika berada diperjalanan adalah hal biasa yang selalu aku lakukan. Mulai dari gadis-gadis muda yang berada satu kendaraan, ibu-ibu tua, preman, pertokoan, hotel, dan mobil-mobil yang memadati jalan.
Yang menjadi sorotan utamaku adalah ketika aku melihat dua orang anak kecil mengedarkan koran-koran ditengah jalan. Mungkin usia mereka sekitar delapan atau sembilan tahun. Mereka tampak kompak menawarkan kumpulan kertas penuh informasi itu kepada para pengendara jalan.
"Dek, sini, Dek!" Kataku seraya melambaikan tangan kearah anak kecil penjual koran.
"Iya Bang, mau beli koran?"
"Satu berapa, Dek?"
"Dua ribu Bang."
Ku ambil selembar uang dua ribuan dari saku bajuku.
"Terimakasih, Bang." Kata anak kecil itu ketika menerima uang dariku dan ia langsung menyerahkan satu koran kepadaku.
Anak kecil itu langsung pergi menawarkan dagangannya kepada pengendara jalan lain. Padahal, banyak sekali yang ingin aku tanyakan kepada anak kecil itu.
Kenapa kamu menjadi penjual koran? Kan ada orang tuamu