Sinar mentari pagi begitu cerah, hangat mengeringkan embun-embun yang menempel didedaunan. Suara ayam jago terdengar berisik di telinga, namun kicauan burung-burung bisa merubahnya menjadi aransenmen yang enak didengar. Malas agaknya Riki beranjak dari tempat tidurnya. Terdengar suara wanita tua membangunkan Riki, ya... Dialah Ibunya Riki. "Kamu mau sekolah gag sich Rik? Uda siang" "Hoah. . . Iya ni uda bangun Ma. . . " balas Riki sambil menguap. Tanpa membereskan kamar tidur yang super berantakan karena memang tidak pernah diberesi oleh Riki, Riki langsung ke kamar mandi, karena Riki harus segera berangkat ke sekolah. Pakai seragam, makan, dan yang terakhir pamitan sama mama. Kebiasaan ini sudah diajari mamanya sejak Riki duduk di Taman Kanak-kanak, hingga kini ia kelas 2 SMA di salah satu SMA favorit di kotanya. Go to Skull . . . . . Dikayuhnya sepeda balap kebanggaannya. Bersepeda adalah hobi Riki, tidak ada hari yang Riki lewati tanpa bersepeda. Kalau ditanya lebih suka naik motor atau sepeda,jawaban adalah lebih suka naik sepeda, selain untuk olahraga kata guru IPAnya disekolah bisa mengurangi globalisasi. Perjalanan menuju kesekolah merupakan hal yang sangat dinantikan dan sangat disukai Riki. Di pinggir jalan menuju sekolah lah Riki bertemu bertemu seorang perempuan ayu nan cantik hingga akhirnya diam-diam ia jatuh cinta kepada gadis itu. Suatu pagi ketika berangkat sekolah Riki memberanikan diri untuk berkenalan dengan gadis itu. Ia minta nomor Hp nya. Dengan malu-malu gadis itu menyebutkan namanya. "Alya" bibir manis itu menyebutkan nama dirinya. Senang sekali Riki sudah bisa kenalan dan mengetahui nomor Hp gadis itu. Malamnya Riki langsung sms Alya, smsnya cuma basa-basi dan terkesan garing. Namun di balasnya sms Riki. Satu hari, dua hari, tiga hari Riki sms Alya tiap hari. Walaupun balasan sms Alya dari Riki terkesan cuek,malah kadang tidak balas, Riki tetap saja sms Alya tiap malam. Riki sangat mencintai Alya, dia ingin Alya menjadi kekasihnya. Namun apalah daya, ternyata Alya sudah mempunyai seorang kekasih. Hati terasa hancur berkeping-keping ketika meilhat Alya diantar ke sekolah oleh kekasihnya. "Cintaku ini tulus, aku tulus mencintai kamu, bukan karena parasmu yang Ayu, bukan karena kulitmu yang putih. Tapi karena sikap kamu, karena hatiku. Kalau kamu ngasih kesempatan buatku jujur mengungkapkan perasaanku, maka aku akan bilang ke kamu : Cintaku ini Setia, Bukan cinta monyet.  Aku akan menunggu, aku percaya jodoh itu di tangan Tuhan. Kalau lah nanti kamu bukan jodohku, aku ingin melihat kamu bahagia bersama pasanganmu Aku akan selalu merindukanmu Sayang." kata Riki dalam hati. "Biarlah senyum yang kau berikan kepadaku tiap kali kita ketemu menjadi kenangan dan hadiah yang paling indah darimu" lanjutnya dalam hati. Bisa dilihat pula di http://ilmulainjiv.blogspot.com/2011/06/cintaku-setia-bukan-cinta-monyet.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H