Mohon tunggu...
Tazkiyah Ainul Qolbi
Tazkiyah Ainul Qolbi Mohon Tunggu... Dosen - Ibu Rumah Tangga | Menagajar | Menulis

Tidak ada tulisan yang buruk, semua tulisan bagus dan bermakna. Hanya terkadang berbeda waktu dan selera.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Enam Pembentuk Karakter Anak Usia Dini

31 Desember 2021   11:34 Diperbarui: 31 Desember 2021   11:50 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menjadi seorang ibu adalah impian mayoritas perempuan di dunia, meski saat ini tidak semua perempuan mendambakan menjadi seorang ibu dengan alasan mereka masing-masing. Hal tersebut tidak membuat seorang ibu menjadi tidak istimewa, justru menjadi ibu adalah suatu hal yang tak bisa kita paksakan. Memiliki anak adalah sebuah anugerah, anak adalah rezeki yang berbeda dengan mendapatkan uang tapi lebih istimewa dari itu.

            Anak adalah amanah yang harus kita jaga, kita rawat, dan kita didik dengan penuh kasih sayang dan tanggung jawab. Satu hal yang harus orang tua pahami adalah anak tidak pernah meminta untuk dilahirkan, mereka tidak bisa memilih lahir dari rahim siapa, kita sebagai orang tua yang memohon ia hadir dalam kehidupan rumah tangga. Maka dari itu, orang tua harus menyadari bahwa anak adalah anugerah dan tanggung jawab terbesar dalam hidup, tanggung jawab di dunia dan juga di akhirat.

            Cara mengasuh menjadi kunci utama pembentukan karakter anak, seringkali ibu muda bertanya, apa yang pertama kali harus diajarkan pada anak? Tulisan kali ini, saya akan berbagi pengalaman beberapa hal yang saya lakukan dalam mengasuh dan mendidik anak. Ada beberapa hal yang pertama kali harus diajarkan dan diterapkan pada seorang anak sejak dini bahkan pada saat masih ada dalam kandungan.

Nilai-nilai Agama

            Hal sederhana yang saya lakukan untuk mengajarkan anak menerapkan nilai-nilai agama adalah dengan selalu bersyukur atas segala hal yang diterima oleh kita. Anak saya sering sekali mengatakan "Bubu, aa punya tangan, aa punya mata, aa bisa buang air besar, aa bisa makan burger, dan lain sebagainya". Sambil tersenyum saya selalu menjawab "Alhamdulillah, coba aa bilang Alhamdulillah. Itu adalah pemberian dari Allah SWT semoga bermanfaat dengan benar ya. Bersyukur adalah suatu hal yang terlihat mudah tapi sulit untuk dilakukan, maka dari itu biasakan anak bersyukur sejak dini supaya hal tersebut menjadi kebiasaan hingga dewasa nanti.

            Selain bersyukur, nilai tauhid juga sudah harus diperkenalkan dan dibiasakan pada anak. Anak adalah sosok yang selalu mengagumi segala keindahan yang dilihatnya, ia bahkan akan sangat antusias ketika merasakan ada angin, melihat daun-daun melambai, melihat matahari, bulan, bintang, langit, awan, dan banyak hal lain. Termasuk anak saya, ia akan sangat antusias melihat hal-hal tersebut. Pada saat itulah saya mencoba menjelaskan bahwa semua itu adalah ciptaan Allah SWT, dan mengajak ia memuji kebesaran Allah SWT dengan mengucapkan kalimat Masyaa Allah.

            Selain itu, mengajarkan dia senantiasa berharap pada Allah SWT karena sebaik-baik berharap hanya kepada-Nya. Seringkali anak meminta dibelikan mainan, sepeda, sepatu, makanan, dan lain sebagainya. Biasanya saya tidak pernah langsung menuruti, diberikan jeda untuk menunggu dan berdoa. Berdoa semoga Allah SWT memberikan rezeki dan memudahkan segala usaha untuk mendapatkan segala hal yang diinginkan. Selain mengajarkan untuk berharap pada Allah SWT, hal ini juga mengajarkan anak untuk senantiasa sabar dan berusaha serta berdoa untuk mendapatkan sesuatu.

            Banyak nilai-nilai agama yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seorang anak dengan cara yang sederhana dan dapat diterima dengan benar olehnya. Seperti berdoa sebelum melakukan aktivitas dan lain sebagainya. Nilai-nilai agama adalah hal utama yang harus diterapkan sejak dini.

Komunikasi Dua Arah

            Komunikasi merupakan proses menerima dan memberikan informasi untuk saling memahami dan mengerti satu sama lain. Komunikasi adalah aspek yang paling penting dalam suatu hubungan, termasuk hubungan orang tua dengan anak. banyak orang tua yang mengatakan bahwa seorang bayi tidak akan mengerti meskipun diajak bicara, tidak akan menjawab meskipun ditanya. Hal yang harus orang tua pahami adalah, bayi memang tidak bisa merespon dengan kalimat, tapi ia bisa merespon dengan perilaku.

            Menurut saya, anak kecil adalah manusia yang paling sensitif dan mudah mengerti dibandingkan dengan orang dewasa sekalipun. Ia tahu jika ibunya marah, ibunya sedih, ibunya lelah dan lain sebagainya. Anak memiliki insting yang kuat, hanya saja bagi anak yang belum bisa berbicara ia belum mampu mengungkapkan apa yang dirasakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun