Mohon tunggu...
Ahmad MurtazaMZ
Ahmad MurtazaMZ Mohon Tunggu... Freelancer - Santri PonPes Ar-Raudhatul Hasanah, UIN Walisongo Semarang, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

hanya pelajar yang tidak tau apa apa dan perlu dikasih tau

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Biarkan Allah Yang Menentukan

8 September 2020   00:56 Diperbarui: 8 September 2020   17:55 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini saya dapatkan setelah membaca buku yang berjudul “Beginilah Islamku” karya Edi ah iyubenu, tulisan ini sebagaimana yang beliau sampaikan dalam kata pengantarnya adalah catatan personal dari penulis sendiri atau dengan kata lain personal literature. Tulisan-tulisan yang menggambarkan perjalan secara ruhani dan intelektual untuk memperkenalkan kepada yang namanya beriman, bertawakal dan berihsan.

            Pada halaman 75 dalam buku tersebut, beliau sedang menjelaskan mengenai turun dan naiknya iman seseorang. Bagi seorang muslim mungkin dalam pengalamannya dalam menjalani kehidupan, seringkali mengalami yang namanya turun dan naiknya keimanan. Beliau mengutip sebuah sabda dari rasulullah yaitu al-imanu yanqusu wa yazdadu, yang artinya iman terkadang mengalami yang namanya penurunan, terkadang pula bertambah.

            Beliau mengutip kisah sahabat rasul yaitu kisah antara Umar bin Khattab dan Abdurrahman bin Muljam. Saya akan menuliskan kembali dua kisah yang sangat berbeda, namun semoga kedua cerita yang saya kutip dalam buku “Beginilah Islamku” bisa menjadi pelajaran bagi pembaca.

            Kisah pertama mengenai perjalanan keislaman dari khalifah Umar bin Khattab.

            Mungkin pembaca sudah banyakmengetahui bagaimana kisah panjang seorang Umar bin Khattab, beliau merupakan sosok yang sangat disegani dikalangan kaum Quraish, pada masa itu siapa yang tidak mengenal sosok Umar bin Khattab, seseorang yang tangguh, hebat dan sangat ditakuti, jangankan oleh kalangan manusia dikalangan setan saja sangat takut terhadap Umar ketika beliau sudah mengucapkan dua kalimat syahadat.

            Umar sebagaimana kita ketahui, sebelum ia memeluk agama Islam termasuk kedalam golongan orang-orang yang menentang ajaran dari Rasulullah SAW, bahkan ada sebuah cerita sebelum ia memeluk ajaran Islam, dimana ia sangat murka saat mendengar adiknya sudah memeluk ajaran Islam, namun disaat itu pulalah Allah memberikan hidayah kepadanya sehingga mengimani ajaran Islam, mungkin itu tidak pula terlepas dari doa yang dipanjatkan oleh Nabi Muhammad, kepada Allah SWT agar memberikan hidayah kepda salah satu dari kedua Umar yang ada pada saat itu kedalam ajaran Islam.

            Apa yang terjadi setelah Umar bin Khattab, beliau sangatlah bangga dengan keislamannya, sampai-sampai orang-orang yang sebelumnya sangatlah membenci Islam bahkan sampai memusuhi siapa-siapa saja yang pindah agama Islam, sangat takut untuk menganggu pengikut ajaran Islam. Kalau diistilahkan dalam bahasa anak zaman now Umar telah menyebarkan good vibes terhadap Islam.

            Kisah kedua mengenai Abdurrahman bin Muljam

            Sosok dari Abdurrahman bin Muljam digambarkan sebagai sosok yang berpuasa di siang hari dan qiyamul layl di waktu malam hari. Pada masa kekhalifahan Umar beliau bahkan dikirim ke Mesir untuk mengajarkan Islam terkhusus Al-Qur’an, dan juga beliau termsuk kedalam seorang yang menghafalkan Al-Qur’an.

            Sayang seribu sayang, kedua sosok tersebut memiliki kisah yang sangatlah berbeda, Umar bin Khattab tetap teguh dengan pendiriannya dengan agama Allah, dan Abdullah bin Muljam dikisahkan sebagai seorang yang membunuh khalifah Ali bin Abi Thalib, sungguh dua kisah yang mungkin sangat diharapkan, namun itulah sejarah yang tercatat dalam sejarah Islam.

            Lalu Edi ah iyyubenu penulis buku ini  “Beginilah Islamku” memberikan penekanan terhadap suatu hal yang sebenarnya semua itu diluar kemampuan manusia untuk melakukannya. Penentuan nasib akhir seseorang bukan sesama manusia yang memberikan ketentuannya, melainkan Allah SWT yang langsung menentukannya dengan kehendaknya, kita sebagai manusia biasa hanyalah bisa selalu berdoa dan berusaha agar selalu istiqomah dalam ajaran yang telah di bawa oleh Rasulullah SAW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun