Kita berada di masa dimana dunia maya tidak kalah penting dalam perannya. Dunia maya dapat memberikan kabar, informasi, kondisi, serta peristiwa ke berbagai penjuru dunia. Setiap individu yang berkesempatan mengakses dunia maya akan mendapatkannya secara cepat dan lengkap.Â
Informasi - informasi yang beredar dalam dunia maya datang dengan berbagai bidang, salah satunya ekonomi. Kehidupan yang kita jalani selalu berdampingan dengan uang. Akan lebih baik jika kita dapat mengelola keuangan pribadi dengan baik. Salah satu cara meningkatkan kemampuan pengelolaan kita yaitu dengan melakukan literasi ekonomi.Â
Dunia literasi ekonomi mencakup pada pemahaman konsep dan prinsip ekonomi dasar. Literasi ekonomi terdiri dari penawaran, permintaan, mekanisme pasar, inflasi, investasi, tabungan, resesi, dan lain lain. Kemampuan seseorang yang lebih memahami ekonomi dapat bereaksi baik akan fenomena ekonomi yang beredar. Hal ini membuat besar peluang individu dalam membuat keputusan dan memikirkan dampak akan kebijakan ekonomi tiap individu.Â
Indonesia termasuk negara yang menyandarkan ekonominya kepada sumber daya alam. Kondisi ini membuat Indonesia selalu terjun dalam pertarungan ekonomi di Eropa maupun Amerika. Pemerintah yang terus membawa kebijakan fiskal dan moneter telah membuktikan Indonesia yang dapat bertahan sampai saat ini. Terbukti dari paparan COVID-19 yang kita semua rasakan, pemerintah mampu meredam dampak  COVID-19 dan segera pulih kembali.
Pada awal bulan Oktober 2022 cukup beredar isu - isu terkait resesi di Indonesia. Pengupasan isu resesi dengan bawaan "menuju kehancuran dunia" Â mendapatkan banyak antusiasme masyarakat Indonesia. Isu resesi dikuatkan dengan maraknya pemberitaan di media massa dan buah bibir utama warga twitter. Gelombang resesi memuncak pada tanggal 11 Oktober 2022.
Bahaya resesi dapat ditentukan dari kondisi Produk Domestik Bruto (PDB) riil yang berturut - turut turun selama dua kuartal (Vanani & Suselo, 2021). Budisusila (2021) telah menyampaikan pada tahun 2020 akan mencapai minus 5. Tidakan pemerintah yang membatasi mobilitas secara ketat dan luas adalah langkah baik karena hanya itu langkah mitigasi dalam wewenang pemerintah. Jika itu tidak dilakukan, maka tingkat kemiskinan di Indonesia tetap akan tinggi.
Kobaran isu resesi tidak berhenti hingga menjalar di dunia Youtube. Isu resesi diangkat salah satu pembuat konten Youtube yang bernama Raymond Chin. Video yang dibuat Raymond menduduki puncak resesi di Youtube.Â
Sosok Ahmad Chafid Alwi (2022) melakukan penelitian terkait konten yang dibuat Raymond Chin di Youtube. Sejumlah 12.680 komentar diteliti ahmad dengan menggunakan program MAXQDA keluaran tahun 2020. Hasil penelitian didapati komentar positif lebih banyak dibandingkan komentar negatif. Melihat hasil penelitiannya, masyarakat cukup tanggap akan isu besar resesi ini.Â
Menariknya, isu resesi yang dipaparkan oleh Raymond ditangkap panas oleh masyarakat. Hal itu memperlihatkan masyarakat yang terbuka akan informasi ancaman dan ladang pengetahuan baru. Komentar yang disajikan netizen tidak hanya menangkap informasi, beberapa menyampaikan kritik. Masyarakat dari berbagai latar belakang juga turut berbagi pemikiran dan pengalamannya. Â
Contoh komentar yaitu "Yang paling masuk akal adalah, petani paling lama bertahan dari krisis pangan dan lainnya. itulah kelebihan petani, disepelehin profesinya tapi lebih berkelas dari setiap kondisi. hidup petani" oleh pengguna Youtube bernama Hendro Bagus Tampubolon TV.
Komentar menarik "Yang paling menakutkan adalah runtutan badai COVID, yang disusul dengan badai Rusia-Ukraina, dan dilanjutkan dengan badai krisis pangan dan minyak dunia. Perkiraan saya justru yang paling menakutkan adalah bahwa muncul kesadaran bahwa kekayaan alam menjadi hal yang utama untuk bisa bertahan (contoh Rusia yang bisa memanfaatkan kekayaan alamnya untuk mengontrol dunia, kasus gandum, minyak dan gas). Hal ini bisa mengembalikan ide kolonialisme kembali hadir dalam bentuk yang lebih canggih (colonialism 2.0)." disampaikan oleh Fani WedahuditamaÂ