Buku chaotic yang ditulis oleh kotler menyebutkan :
Â
"Speed of the disruptive turbulence created by hypercompetition is driven by globalization, more appealing substitute products, more fragmented customer tastes, deregulation, and the invention of new business models"
Â
Dalam Era turbulen penuh ketidakpastian ini membuat kita harus berpikir lateral bukan linear. Hidup di Era turbulen seperti ini janganlah terlalu berharap Anda cepat mendapatkan pekerjaan, ketika Anda memiliki gelar sarjana. Anda jangan terlalu banyak berharap terhadap perusahaan atau pemerintah, Anda perlu menciptakan lapangan pekerjaan. Mulai berdagang kecil-kecilan bukan hal yang hina. Banyak sarjana yang gengsi ketika berdagang, padahal berdagang bukan hal yang memalukan . Menjadi driver gojek juga bukanlah hal yang memalukan bagi sarjana, penemuan model bisnis baru oleh mas Nadiem membantu sarjana yang masih mencari pekerjaan bisa menjadi driver gojek dalam mengisi waktu luang.
Â
walau bukunya terbilang jadul namun pemikiran nya masih sangat relevan di tahun 2015 an, Charles Handy dalam bukunya The Age Of Unreason (1989) Â mengatakan :
" The world that our parents knew is not the world we live today"
Â
Bisa jadi pengangguran intelektual juga karena orang tua yang memaksakan anaknya masuk ke jurusan favorit, dengan pola berpikir liniar orang tua mengatakan bahwa dengan masuk jurusan favorit cepat mendapatkan pekerjaan, yang ada malah ketika  panen alias anak-anaknya lulus akan terjadi over supply sedangkan demand kebutuhan tenaga kerja diperusahaan sangatlah terbatas, tidak mungkin perusahaan menyerap semua tenaga kerja, hanya tenaga kerja yang super duper berkualitas lah yang direkrut oleh perusahaan.
Perlu cara berpikir yang dinamis dalam menghadapi era turbulen seperti ini, hidup di era turbulen tidaklah mudah, pendidikan saja tidak cukup perlu kreatifitas dan cara yang berpikir yang berbeda
Â
Â
Â
Â
tayara kaizen, Bandung
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!