Mohon tunggu...
Ratnadya Tawwa
Ratnadya Tawwa Mohon Tunggu... -

Dunia penuh dengan mysteri-Nya. Maka akan kumanfaatkan nikmat-Nya untuk mempelajari hikmah-Nya tuk menguntai dan mengagungkan mysteri-Nya.\r\nhttp://jejaktawwa.blogspot.com/\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Please...Dont Judge by The Cover

17 September 2013   16:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:45 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebuah coment yang membuat saya terenyuk saat itu. Pagi itu teman saya menyodorkan (merekomendasikan) sebuah buku pada saya, sekilas saya melihat buku tersebut. Maaf, dengan cover yang kurang menarik, judul tidak menarik, diterbitkan oleh penerbit yang bahkan saat itu saya baru mendengarnya, sekilas saya melihat isi buku, dengan jenis font dan tulisan yang kurang baik menurut saya.

Dengan sekilas saya melihat, hanya bebrapa menit, lalu kesan saya pada buku itu adalah “buku ini tidak bagus” (dalam hati). Spontan saya comment kepada teman saya, “Siapa ini penulis nya, gak terkenal ya? kok penerbitnya gak jelas gini ya?” dan beberapa coment negatife lainnya. Ya saya akui, saat itu saya menjadi orang yang menilai sesuatu by the cover, padahal membaca isi nya saja saya belum. Padahal saya baru melihat sekilas dan sudah berani mengklaim hal-hal buruk, yang jelas belum terbukti.

Namun jawaban singkat teman saya begitu menohok saya dan membuat saya terdiam. Kala itu dia menjawab “Ada manusia yang gak ternal di dunia, tapi terkenal di antara makhluk langit. Salah satu nya dia”

Jelas saya terdiam seraya beristighfar. Ya Allah dengan ukuran apa saya menilai sesuatu selama ini. Apakah begitu sempit pandangan diri ini selama ini. Ternyata saya masih manusia yang menilai sesuatu dengan hal-hal yang hanya bisa terlihat dari luar. Ternyata diri ini masih menjadi manusia yang cepat menilai sesuatu tanpa melihat lebih dalam. Ternyata sudut pandang yang selama ini saya percaya telah saya perluas ternyata sudut pandang diri masih begitu sempit. Ternyata tolak ukur diri ini masih terlalu rendah.

Padahal setelah saya membaca buku itu. Masya Allah,,, cover nya memang tidak bagus, cara penulisannya juga kurang baik. Tapi Masya Allah isi buku tersebut ditulis secara sederhana, ringkas, simple namun sungguh menginspirasi dan berisi. See?? Betapa cover telah menipu saya.

Terlepas dari apakah benar tidak nya “si penulis” buku itu terkenal di antara makhluk langit seperti coment teman saya. Tapi yang ingin saya garis bawahi disini ada dua hal.

Yang pertama adalah betapa selama ini kita seringkali menilai sesuatu hanya by the cover, disadari atau tidak. Ya, kita seringkali melakukannya. Tak perlu jauh-jauh, silakan bayangkan dua orang ada di hadapan anda, yang satu berpakaian rapih, dengan kemeja, jas dan lengkap dengan dasi dan mobil mewahnya. Sedangkan yang satunya lagi memakai baju putih agak lusuh dengan sepatu lusuh dan berjalan kaki. Apa yang anda pikirkan tentang mereka? Mana orang yang kaya (secara materi)? Pasti anda akan menjawab yang pertama.

Tapi mungkin jika kita mengenali lebih dalam, ternyata yang pertama adalah seorang sales mobil sedangkan yang kedua justru pemilik perusahaannya yang memang selalu berpenampilan sederhana. See? Betapa diri kita seringkali tertipu oleh cover.

Selama ini saya menyadari bahwa “Don’t look/judge something by the cover” tapi pada kenyataannya, pada kasus di atas jelas-jelas menunjukkan saya masih menjadi orang yang menilai sesuatu berdasarkan cover.

Jadi belajar dari kasus ini, semoga saya akan selalu mengingat pesan ini. Jangan cepat menilai sesuatu, apalagi hanya melihat dari cover nya, tapi cobalah lihat lebih dalam.

Boleh jadi sesuatu terbungkus sangat cantik, namun dalamnya (isinya) tidak secantik bungkusannya, malah mungkin busuk. Dan sebaliknya, boleh jadi sesuatu terbungkus tidak cantik, kurang menarik, padahal dalamnya (isinya) sangat cantik dan indah.

Dan yang kedua adalah ukuran kita akan sesuatu yang “terkenal”.

Seringkali kita menjadikan “terkenal atau populer” sebagai tolak ukur sesuatu, menunjukkan bahwa itu bagus. Padahal belum tentu.

Sebagai contoh kasus kontroversi hati Vikcy prasetyo akhir-akhir ini. Haha,, tak perlu diajwab dia sangat terkenal akhir-akhir ini, apakah dia baik? Hmm,,, maaf bukan maksud menghakimi, tapi yang saya tahu kini dia terkenal sebagai penipu.

Nah diluaran sana banyak sekali ornag-orang baik yang melakukan hal-hal baik, tapi tidak terkenal. Banyak sekali orang-orang yang menginspirasi tapi tidak terkenal dan kita tidak tahu. Seperti comment teman saya, mungkin orang-orang baik ini tidak terkenal di dunia, tapi mereka terkenal di antara makhluk langit. (Ini salah satu impian saya, menjadi terkenal karena kebaikan saya di antara makhluk langit, tidak perlu di dunia. Yang baca mohon doanya ya. Semoga juga Anda yang membaca. Aamiin)

Teringat sebuah tulisan yang saya dulu, bahwa yang popular belum tentu benar, dan yang benar belum tentu populer. Seringkali kita mengikuti massa atau sesuatu yang populer karena pendapat orang kebanyakan memilih itu dan menganggap hal itu benar padahal hal tersebut salah.

Dan seringkali kita meninggalkan sesuatu yang benar karena hal itu minoritas, karena jika kita memilih hal tersebut maka kita akan terlihat salah karena tidak mnegikuti orang kebanyakan, padahal sesuatu yang minoritas itu benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun