Menjadi seorang wirausahawan sukses merupakan impian banyak orang. Akan tetapi, tidak semua orang mampu mencapai impian itu dengan mudah. Di Jakarta, barangkali sudah banyak wirausahawan sukses yang karya-karyanya dapat menginspirasi kita semua. Kita bisa belajar dari mereka karena tak jarang, mereka yang telah sukses berwirausaha membagikan ilmunya kepada kita, baik secara gratis maupun berbayar.
Nama-nama besar seperti Bong Chandra, Chairul Tanjung, Elang Gumilang, hingga Sandiaga Uno, mungkin sering kita jadikan sebagai role model kesuksesan seorang wirausahawan. Akan tetapi, tidak semua orang dilahirkan dan dibesarkan dilingkungan perkotaan seperti mereka. Jika kita lahir dilingkungan pedesaan, apakah cara yang mereka jalani untuk meraih sukses dapat langsung kita adopsi? Belum tentu. Maka, ada baiknya kita juga mencari inspirasi dari kesuksesan seorang wirausahawan yang lahir, hidup, besar, dan membesarkan desa tempat ia dilahirkan.Â
Jika Anda adalah seorang wirausahawan pemberdaya yang hidup di pedesaan dan ingin mengikuti ajang penghargaan Danamon Entrepreneur Awards 2017, maka Anda telah membaca artikel yang tepat. Anda tidak perlu minder dengan wirausahawan yang hidup dan besar di kota. Ada seorang wirausahawan sukses yang kisahnya dapat kita jadikan inspirasi sebagai seorang wirausaha yang sekaligus pemberdaya, yakni Ponimin.
Ponimin. Nama yang sederhana, kental akan nuansa kampung, dan terdengar bersahaja. Ponimin, nama yang saat ini dikenali oleh hampir seluruh masyarakat Jember karena karyanya yang mampu memberdayakan masyarakat lokal dan menggerakkan roda perekonomian kawasan Jember Selatan.Â
Bermula dari seorang penjual gaplek (ketela pohon yang dikeringkan), pria yang berdomisili di desa Pontang ini kini sukses menjadi wirausahawan yang disegani di Jember. Ponimin adalah inisiator berbagai usaha dari mulai perdagangan, pariwisata, hingga pertambangan di wilayah Jember Selatan.
Kesuksesan yang ia raih tidaklah instan dan bukan warisan. Pria yang kini menjadi pemilik usaha kolam renang dan taman rekreasi di desa Pontang Ambulu ini gigih memulai usahanya dari berjualan gaplek.Â
Pada waktu itu, Ponimin adalah pria biasa sebagaimana pria kampung lainnya. Bedanya, Ponimin mempunyai tekat untuk maju. Tanpa minder dan malu, Ponimin rela mendatangi pasar desa Pontang untuk berjualan gaplek. Gaplek yang ia jualpun bukanlah miliknya. Bermodal kejujuran dan tekat yang kuat, ia menjalankan usahanya. Saat itu padi sudah banyak yang rusak karena banyak terserang penyakit. Akhirnya banyak orang menanam ketela dan dijadikan gaplek. Untuk menjualnya, orang-orang mempercayaan pada Ponimin. Berkat keuletannya, semakin hari semakin banyak orang yang mempercayakan penjualan gapleknya pada Ponimin. Sukseslah ia sebagai "Juragan Gaplek".
Setelah sukses berjualan gaplek, Ponimin merambah usaha palawija. Pada waktu itu ia memilih kedelai sebagai komoditas. Dengan sistem yang sama seperti saat ia berjualan gaplek, akhirnya Ponimin meraih banyak keuntungan dan namanya semakin dikenal oleh masyarakat sekitar.
Tidak lantas puas dengan hasil usahanya berjualan kedelai, Ponimin mencoba peruntungan dengan berjualan beras. Relasinya dengan rekannya yang memiliki mesin penggiling padi membuat ia percaya diri untuk memasarkan beras. Akan tetapi, usaha ini justru membuat Ponimin bangkrut. Banyak orang yang membeli beras secara kredit, namun enggan membayar dalam jangka waktu lama. Kondisi ini membuat Ponimin hancur. Ia juga sempat ditipu puluhan juta oleh para pembeli beras yang lain.
Tidak lantas putus asa, tekat Ponimin untuk maju justru semakin kuat. Ia memutuskan pergi merantau ke Batam untuk bekerja dan belajar bisnis. Akan tetapi, merasa tidak enak jauh dari keluarga, Ponimin segera kembali ke Pontang setelah beberapa waktu merantau di Batam.Â
Sepulang dari Batam, Ponimin merambah bisnis tembakau. Pengetahuan dan pengalaman yang ia dapat membuatnya berani mengambil risiko menjadi pedagang tembakau. Tembakau adalah komoditas yang sulit untuk dipasarkan mengingat tidak banyak orang yang punya akses ke pasar yang tepat. Ia berani membeli tembakau hasil olahan para petani di wilayah Jember Selatan lalu menjualnya ke pasar yang tepat. Hinga pada akhirnya, Ponimin menemukan akses untuk mengekspor tembakau ke luar negeri. Nama Ponimin pun makin menggaung di wilayah Jember Selatan sebagai seorang Bos Tembakau.