Pernahkah Anda bertengkar, bersitegang atau sejenisnya dengan pasangan, adik, kakak atau keluarga Anda? Kalau pernah maka saya ucapkan selamat! Tandanya Anda masih hidup bersama orang lain di sekitar Anda. Apalagi orang lain itu adalah orang tercinta Anda.
Kalau jawaban Anda tidak pernah, maka khawatirlah, jangan-jangan Anda termasuk orang yang sering senyam-senyum sendiri sambil melihat layar kecil di depan Anda.
Dalam sebuah pelatihan yang pernah saya bawakan, seorang peserta bertanya bagaimana caranya agar tetap terlihat "akur" dan tidak bertengkar dengan keluarga, pasangan dan seterusnya. Alih-alih mendapatkan jawaban, saya justru mendukungnya untuk tetap konsisten dalam "bertengkar" dan "berbeda" dengan orang-orang yang selama ini ada di sekitarnya.
Ya, minimal ada 3 alasan kenapa hal itu harus dipertahankan.
1. "Bertengkar" berdua lebih baik daripada damai sendirian.
Coba jawab dengan jujur, adakah di dunia ini orang yang tidak pernah "bertengkar" dengan orang-orang terdekatnya? keluarganya? atau bahkan pasangannya? Rasanya masih lekat di ingatan kita kalau hanya gara-gara remot TV saja banyak orang bertengkar. Hebatnya, ini mungkin terjadi dari zaman ke zaman.
Lalu coba resapi lagi, ketika masa itu berlalu, remot TV tersedia untuk Anda nikmati tanpa ada yang mengganggu, apakah nikmat pada saat itu menonton TV? Coba Anda jawab sendiri saja. Saya sudah punya jawaban sendiri.
Ya, "bertengkar" berdua selalu lebih baik daripada damai sendirian. Coba resapi lagi makna yang terkandung dalam "pertengkaran" itu.
2. "Bertengkar" bukti kepedulian
Jangan-jangan, jika Anda "bertengkar" di kantor, itu karena rekan Anda (atau Anda sendiri) sangat memperhatikan orang lain (teman Anda) dalam keseharian di kantor. Kalau Anda tidak peduli dengan orang lain, maka mustahil Anda "iri" dengannya. Mustahil juga Anda akan memperhatikan pencapaiannya dan seterusnya.Â
Singkatnya, semakin Anda peduli dengan seseorang, apakah itu karirnya, kecerdasannya dan seterusnya, maka potensi Anda "bertengkar" dengannya selalu ada. Jangan fokus pada "pertengkarannya", tapi fokuslah pada kepedulian di dalamnya. Bahkan, meskipun ada orang yang tidak suka dengan pencapaian Anda di kantor, di sekolah atau di mana saja, pahamilah kalau orang itu sebenarnya sedang sangat peduli dengan Anda. Jadi, tersenyum dan berbahagialah. Jangan membenci, justru tebarkan kasih dan kebaikan kepadanya.
3. "Bertengkar" adalah tanda kalau ia masih ada
Seorang teman bercerita kalau ia pernah bertengkar dengan orangtuanya karena berbeda cara pandang menatap masa depan. Setelah beberapa teman memberinya nasihat dan masukan, ada seorang teman yang memberinya masukan yang sangat menohok.