Kita bukan robot yang takpunya airmata. Menangislah, tapi secukupnya. Tumpahkan kesedihan Anda sekadarnya. Menangis bukan tanda Anda lemah. Tapi menangis adalah tanda kita manusia yang juga punya perasaan, setinggi apapun jabatan dan prestise kita.
3. Sadari Ketiadaan
Dulu, sebelum kita ada di dunia ini, kira-kira kita ada di mana ya? Silakan Anda jawab di mana saja dan menggunakan referensi apa saja.Â
Tapi satu hal yang pasti kalau Anda, saya dan kita semua dulunya berasal dari tidak ada hingga menjadi ada dan dilahirkan oleh ibu kita.
Lalu, apakah aneh kalau sesuatu yang dulunya memang tidak ada (orangtua, pekerjaan bahkan diri kita sendiri) lalu kembali menjadi tidak ada? Ya, rasanya kita sepakat kalau itu hal yang wajar.Â
Tugas kita adalah mencoba menyadari sepenuhnya ketiadaan itu. Dengan begitu, maka rasa di dalam jiwa kita perlahan akan menerima apapun kabar duka dalam diri kita.
***
Mudah mengatakan kata sabar ketika Anda tidak merasakan kabar duka itu secara langsung. Tapi Anda akan mengerti arti sabar yang sesungguhnya ketika "duka" itu benar-benar hadir secara nyata di dalam kehidupan Anda dengan cara apapun ia hadir.
Ya, minimal sekarang Anda tahu (kembali ingat) 3 hal ini yang semoga bisa membantu meringankan perasaan dan jiwa Anda manakala kabar duka datang menghampiri Anda.
Semoga bermanfaat
Salam bahagia
Be the new you
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H