Salah satu grup paling berat di EURO kali ini tentu saja adalah grup dimana Juara Bertahan (Portugal) bersama Juara Piala Dunia 2018 (Prancis) dan Juara Piala Dunia 2014 dan Piala Konfederasi 2017 (Jerman) bergabung bersama.
Ya, singkatnya, banyak pengamat memprediksi kalau salah satu atau minimal 2 dari ketiganya bisa sampai ke partai puncak, minimal semifinal Piala Eropa tahun ini.
Tapi apa hendak dikata, ketiganya kompak berguguran di babak 16 besar dari lawannya masing-masing. Portugal disingkirkan Belgia lewat tendangan melengkung adik Eden Hazard yaitu Torghan Hazard.Â
Prancis disingkirkan keuletan permainan Swiss dan Jerman ditumbangkan musuh bebuyutannya, Inggris, yang disebut-sebut sebagai pembalasan setimpal atas kegagalan Pelatih Inggris (Gareth Soutghate) puluhan tahun yang lalu ketika gagal mengeksekusi penalti dalam pertandingan yang mungkin mustahil dilupakannya, yang juga melawan Jerman.
Dari kekalahan 3 tim unggulan ini, minimal ada 3 hal yang bisa kita jadikan pelajaran dalam hidup. Ya, sepakbola tidak melulu tentang menang kalah. Kalau jeli, justru kita bisa mengambil banyak hikmah dari sebuah pertandingan sepakbola.
Berikut adalah 3 pelajaran yang bisa kita ambil dari tersingkirnya penghuni "grup neraka" ini.
Portugal Vs Belgia - (Masa lalu Adalah Sejarah, Masa Kini Adalah Kenyataan)Â
Ini adalah pelajaran pertama yang bisa kita ambil dari laga ini. Ya, Portugal memang juara bertahan. Tapi tetap saja, juara bertahan itu adalah masa lalu.Â
Padahal hidup kita adalah masa kini. Kita tidak perlu membanggakan kehebatan kita di masa lalu, apalagi bukan karena kontribusi kita.Â
Tapi kita perlu tetap merasa "kosong-kosong" atau setara dalam berbagai hal, agar kita tidak jumawa ketika diunggulkan dan tidak sedih ketika dikucilkan.
Singkatnya, mari kita bangun "kesuksesan masa kini" meskipun silakan saja mengingat kejayaan masa lalu untuk menjadi penyemangat kita dalam berkarya, berkarir atau melanjutkan kehidupan.