Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Duhai Pekerja, Fokuslah di Eksperimen Bukan di Experience

19 Maret 2021   13:24 Diperbarui: 19 Maret 2021   17:40 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Experince perlu, tapi eksperimen jauh lebih perlu (unsplash.com via career.uconn.edu)

Pernahkah Anda mendengar orang yang sudah berpengalaman kerja selama 25 tahun? Apa yang pertama ada di kepala Anda mendengar orang yang punya pengalaman puluhan tahun itu?

Kagum? Salut? Wajar. Tentu itu adalah hal yang wajar. Siapapun pasti akan salut ketika mendengar pertama kali jumlah tahun pengalaman itu. Tapi apakah jumlah tahun-tahun itu berbanding lurus dengan "bobot" nya dalam berkarya? nanti dulu. Anda mungkin akan bisa menilainya di akhir tulisan ini.

Experience dan Kesemuan di Dalamnya

Richie Norton, seorang Pembicara papan atas dunia yang juga Penulis buku International Best Seller "Kekuatan dalam memulai hal bodoh" yang sudah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, suatu hari pernah bercerita.

Dia pernah di telepon oleh Steven Covey, Pembicara papan atas dunia lainnya yang sudah lebih terkenal dibanding Richie. Ketika itu Richie kaget dan merasa terhormat hingga akhirnya mereka bertemu.

Tanpa terduga, ternyata Steven meminta Richie untuk membawakan sebuah seminar yang akan dihadiri oleh CEO dari perusahaan papan atas dunia. Richie dengan anggun menolak karena merasa belum punya pengalaman panjang seperti Steven dan tentu akan merasa cukup gugup jika harus bicara di depan orang-orang hebat itu.

Mendengar hal itu, Steven lalu berkata, yang sekaligus mengubah paradigma Richie tentang pengalaman (experience)

"Richie, pengalaman adalah hal yang terlalu dibesar-besarkan. Banyak orang yang mengaku punya pengalaman 20 tahun, padahal ia hanya punya pengalaman 1 tahun yang diulang 20 kali" (Steven Covey)

Singkatnya, Richie langsung setuju dan menerima tawaran Steven Covey itu.

Coba tanyakan ke diri masing-masing. Jika Anda punya pengalaman 10 tahun di kantor Anda, benarkah memang Anda sudah punya pengalaman 10 tahun itu? atau jangan-jangan benar, bahwa Anda hanya punya pengalaman 1 tahun yang diulang selama 10 kali?

Kita tentu menghargai yang namanya pengalaman. Tapi kita jangan menjadi pribadi yang "ditipu" oleh pengalaman. Seolah-olah punya pengalaman yang banyak, tapi sesungguhnya sama sekali minim pengalaman. 

Pada akhirnya, Anda yang paling tahu tentang kualitas pengalaman yang Anda punya. Jika kualitas dan kapabilitas diri Anda meningkat seiring dengan waktu-waktu yang Anda habiskan itu, maka bisa jadi pengalaman Anda memang bertumbuh bersama pertumbuhan pribadi Anda. Sebaliknya, jika tidak, maka jangan-jangan pernyataan Steven Covey itu terjadi pada Anda.

Fokus di Eksperimen

Ketika (dulu) saya pindah kerja ke perusahaan lain karena mendapatkan tawaran yang lebih menarik, Salah satu pimpinan yang berhak memutuskan penerimaan karyawan menginterviu saya.

Singkatnya, dia bertanya pengalaman saya. Menariknya, Saya sama sekali tidak menyebutkan jumlah tahun pengalaman saya. Saya justru menyebutkan eksperimen apa saja yang sudah saya lakukan di tempat sebelumnya. Projek apa saja yang sudah saya kerjakan termasuk dengan menemukan masalahnya, menemukan ide memecahkan masalah, merancang kegiatan pemecahan masalah, eksekusi hingga pemantauan pasca eksekusi. Semua saya jabarkan satu persatu tanpa menyebutkan berapa lama pengalaman saya.

Alhamdulillah, tidak menunggu lama, 2 hari kemudian saya mendapat kabar diterima sesuai dengan gaji yang saya inginkan. Ya, kita sering melupakan pentingnya "eksperimen" di dalam pekerjaan kita dan lebih senang fokus pada rutinitas kerja. Lalu kemudian, sayangnya, dari rutinitas itu kita berani pula mengklaim kalau pengalaman kita bertambah.

Coba kita tanyakan ke diri kita masing-masing, sudah berapa eksperimen yang kita lakukan selama 20 atau 25 tahun (mungkin) pengalaman kerja kita? Sudah berapa banyak projek yang berhasil kita hasilkan di tempat kerja masing-masing?

Kalau masih belum ada, dan Anda ingin menuntut ini dan itu atau mengancam resign, mungkin ada baiknya jika Anda mengamati cermin yang biasanya ada di setiap ruangan kantor masing-masing.

***

Selagi kita hidup, maka artinya masih ada waktu kita untuk berbenah. Jangan sesali waktu yang sudah lewat, karena ia tetap akan selamanya menjadi fana. Tapi menfaatkan waktu di depan kita dengan lebih baik.

Pada akhirnya, kualitas diri kita memang harus meningkat seiring dengan waktu yang bertambah. Jika tidak, maka jangan kaget, kalau kita akan tergerus dengan zaman dan perubahan waktu.

Waktu tidak bisa menunggu kita. Untuk itu, pastikan seiring bergesernya waktu, ada yang meningkat di dalam diri kita, apapun itu. Hingga kita tidak pernah menyesal telah melewati waktu-waktu yang sudah kita lewati dulu.

Pengalaman penting, tapi pastikan, kita mengisi lama waktu pengalaman itu dengan eksperimen yang bermutu dan meningkatkan kualitas pengalaman kita.

Semoga bermanfaat. Salam bahagia. Be the new you

TauRa
Rabbani Motivator

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun