Kata "stres" mungkin adalah salah satu kata yang paling sering kita dengar belakangan ini. Ada yang karena berhenti dari pekerjaannya dengan alasan apapun, stres. Ada yang punya pekerjaan pun stres. Ada yang dikejar deadline yang dibuatnya sendiripun bisa stres, dan lain sebagainya.
Ada lagi orang yang sedang menjabat posisi strategis, stres. Ada yang tidak menjabat dan sibuk mengomentari dan mengkritik si pejabat, juga stres dan begitu selanjutnya.
Padahal, jika kita lihat lebih jauh, semua hal yang menjadikan orang itu stres adalah karena responnya yang keliru terhadap sebuah situasi. Jika responnya tepat, maka bisa jadi stres akan bisa dihindarinya atau minimal akan sangat kecil terjadi padanya.
Lalu pertanyaannya kemudian adalah, bagaimana umumnya orang menangani stres? atau apakah ada pola masing-masing orang dalam menangani stres? Itu yang akan kita bahas kali ini.
Mari kita lihat lebih dekat pola orang dalam menangani stres. Minimal ada 3 polanya.
1. Feeling
Pola pertama adalah mereka yang menangani stres dengan perasaannya. Orang jenis ini biasanya kuat secara emosional. Semakin tinggi stres yang terjadi padanya, maka bisa semakin kuat feeling yang dimilikinya.
Semakin tinggi stres yang dirasakannya, semakin dia bisa menikmati "tekanan" itu dan mengubahnya menjadi sebuah karya. Banyak yang berpola seperti ini adalah mereka yang bekerja di seni dan industri kreatif.
Itulah kenapa kita sering mendengar kalau ada sebuah pertunjukan yang sukses besar, ada seorang Penulis yang mampu menyelesaikan tulisan tebal dalam beberapa hari saja, dan lain sebagainya.
Jangan salah, semua orang itu justru sudah sampai di puncak stresnya masing-masing, hingga akhirnya dengan feeling yang tepat dia bisa keluar dan mengubahnya menjadi karya yang besar.
2. Choice
Pola kedua adalah mereka yang memilih pendekatan dalam mengatasi stres yang ada. Tipe ini terkadang menggunakan emosionalnya untuk menangani stres, dan lain waktu dia menggunakan akal rasionalnya untuk mengatasi dan menemukan solusi dari stres yang dihadapinya.
Pola ini terkesan baik, tapi karena terlalu sering memilih metode yang tepat dalam menangani stres, justru pilihan-pilihan itu terkadang membuatnya semakin bertambah stres.
Persis seperti Anda sedang belanja dan melihat begitu banyak baju yang bagus, tapi tidak ada satupun pilihan baju yang akhirnya Anda pilih. Dan ketika Anda terpaksa harus memilih, terkadang justru pilihan Anda adalah yang paling "buruk" dari deretan yang terbaik.
Jadi, silakan memilih selama Anda tahu kapan waktunya berhenti dan memutuskan.
3. Thinking
Ini adalah tipe selanjutnya. Di dalam buku "Words That Change Minds" yang ditulis oleh Shelle Rose Charvet, dia mengatakan kalau orang dengan pola ini, tidak merespon stres dengan pendekatan emosional. Tapi mereka meresponnya dengan pendekatan logika dan intelektual.
Tipe ini terkadang cukup sulit untuk dipahami pemikirannya, karena mereka hanya mencari solusi sesuai apa yang mereka pikirkan dengan keyakinan mereka berlandaskan logika. Meskipun seringkali apa yang mereka pikirkan sebagai solusi dari mengatasi stres itu adalah untuk kepentingan orang banyak.
Contoh profesi yang memang butuh tipe ini adalah pilot. Apakah mungkin seorang pilot dalam menghadapi turbulensi di udara menggunakan pola emosional dalam menangani stresnya? atau dia terlalu banyak memilih opsi-opsi dalam memutuskan? Tidak. Dia tentu akan menggunakan daya pikirnya, logikanya, ilmu pengetahuannya dan seterusnya dalam mengambil keputusan vital yang mungkin hanya beberapa detik saja.
***
Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah Anda sedang stres hari ini? Jika iya, semoga 3 pola ini bisa menambah wawasan Anda untuk menjadi tipe apa di situasi yang bagaimana dan seterusnya.
Kalaupun Anda sedang tidak stres dan bahagia hari ini, maka 3 pola orang ini bisa Anda bagikan ke keluarga, ingatkan ke teman, sampaikan di meeting bersama bawahan dan lain sebagainya. Semoga Anda dan saya bisa menjadi pribadi yang baru setiap hari, pribadi yang the new you.
Semoga bermanfaat
Salam bahagia
TauRa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H