"Tidur (nyenyak) adalah sebuah kenikmatan yang harus kita syukuri, karena tidak semua orang merasakannya" (TauRa)
Salah satu kenikmatan hidup yang harus banyak kita syukuri adalah bisa tidur dengan nyenyak. Hari ini, banyak sekali orang yang tidak bisa merasakan nikmatnya tidur karena berbagai alasan.
Nikmatnya tidur tidak mengenal usia, status atau harta seseorang. Tidur nyenyak bisa jadi ada di rumah orang sederhana. Tidur nyenyak juga bisa jadi dirasakan oleh mereka yang kaya raya dan sebagainya. Singkatnya, setiap orang punya peluang yang sama untuk merasakan kenikmatan tidur ini.
Bicara tentang tidur, kita perlu tahu dulu standar tidur seseorang itu normalnya berapa jam dalam sehari. Hal ini penting agar kita juga tidak menggunakan tidur dengan berlebihan yang pada akhirnya justru akan menyebabkan kesehatan yang tidak seimbang.
The National Sleep Foundation memberikan panduan sederhana tentang berapa jam idealnya seseorang itu tidur. Untuk anak baru lahir dan bayi, maka idealnya mereka harus tidur 14-17 jam dalam sehari. Itulah kenapa kita lihat bayi dan anak kecil wajar tidur cukup banyak.
Selanjutnya untuk anak remaja, idealnya 8-10 jam, dewasa sampai usia 65 tahun idealnya 7-9 jam sehari dan di atas 65 tahun idealnya 7-8 jam sehari. Ini ideal yang perlu diperhatikan agar kondisi tubuh kita seimbang dan tetap fit dalam menjalankan aktivitas harian.
Lebih lanjut mereka mengatakan, jika ada yang mengklaim hanya tidur 3-5 jam dan tubuhnya merasa fit, maka kemungkinan besar yang mengatakan itu sedang berbohong, karena pasti tubuhnya pasti merasakan sesuatu yang kurang ideal.
Family Sleep Habits
Di dalam buku yang sangat menarik yang berjudul "The Sleep Revolution" yang ditulis oleh Arianna Huffington, dia melakukan riset kalau ternyata baik atau buruknya kualitas tidur seseorang saat ini, tergantung dengan "family sleep habits" atau kualitas tidur keluarganya di masa lalu.
Arianna mencontohkan bagaimana ibunya dulu sering sekali tidur larut malam. Ibunya memasak di malam hari, membaca buku dan membereskan pekerjaan rumah lainnya. Tanpa disadari, hal ini juga membawa Arianna tidur larut malam "mengikuti" pola ibunya itu.
Meskipun dia seringkali sudah mengantuk, tetapi karena ada orang lain (keluarganya) yang sedang terjaga, maka itu seperti memaksa dirinya untuk tetap terjaga. Singkatnya, dia menjadi terbiasa dengan pola tidur keluarganya itu.
Jadi, kualitas tidur kita yang baik atau buruk saat ini, itu bukanlah kebetulan. Itu adalah akumulasi dari "family sleep habits" yang kita bawa dari kecil dulu. Apakah itu salah? tergantung Anda menyikapinya. Karena Anda yang paling tahu apa yang harus Anda lakukan.
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana caranya agar kita bisa mengubah sikap tidur kita yang "buruk" yang mungkin diwariskan oleh situasi di keluarga kita dulu?
Jawabnya ada di zaman kita. Kita yang harus memutus rantai "buruk" itu sekarang juga. Contoh, kebiasaan keluarga kita dulu tidur di atas jam 10 malam, maka mulai biasakan dari diri Anda (selaku orangtua) untuk tidur tepat jam 9 malam (misalnya), jika Anda ingin anak Anda kelak tidur dengan jam yang cukup dan kualitas yang baik.
Apakah serta merta akan berubah? tentu tidak. Kita butuh konsisten melakukannya dalam jangka waktu tertentu, misalnya 1 atau 3 bulan. Ingat, mengubah kebiasaan tidak mudah.Â
Setelah semuanya terbiasa, maka Anda tidak perlu kaget kalau keluarga Anda akan secara "otomatis" mematikan lampu, TV dan sebagainya tepat jam 9 malam.Â
Jika fase ini sudah tiba, maka itu artinya kebiasaan yang Anda tanamkan sudah melekat di keluarga Anda. Setelah itu hanya tinggal konsisten melakukannya dan jangan pernah kembali ke kebiasaan lama Anda lagi.
Selamat mencoba dan pastikan Anda mendapatkan kualitas tidur yang baik dan mengajak keluarga Anda mendapatkan hal itu juga. Ingat, ketika berhasil mendapatkan kualitas tidur yang baik, maka Anda juga berpotensi melanjutkan aktivitas esoknya dengan lebih bersemangat, bergairan dan produktif.
Semoga bermanfaat
Salam
Be The New You
TauRa
Rabbani Motivator
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H