"Unhappiness makes us creative"
Kalau ada orang bahagia dan dengan bahagianya itu dia bisa menghasilkan suatu atau banyak hal yang kreatif, maka itu mungkin sudah lumrah atau sering terjadi. Bahkan, bisa jadi kita juga pernah mengalaminya.
Misalnya, ketika perasaan kita senang, nyaman dan bahagia, lalu kita belajar untuk ujian besoknya, maka rasanya pelajaran itu mudah sekali dicerna, dipahami, dihapal dan seterusnya, sehingga tidak jarang nilai ujian kita pun menjadi bagus dan begitu selanjutnya.
Sebaliknya, jika perasaan kita sedang kesal, marah, tidak bahagia, dan kita besoknya ada ujian, maka fokus kita belajar pun menjadi berkurang, tidak maksimal dan pada akhirnya nilai ujian kita pun menjadi tidak maksimal dan begitu selanjutnya. Minimal itu adalah suatu hal yang lumrah dan sering terjadi pada orang pada umumnya.
Tetapi benarkan selalu demikian? benarkan bahagia yang membuat kita menjadi lebih kreatif sedangkan tidak bahagia akan membuat kita tidak menjadi kreatif? Termyata faktanya tidak selalu demikian.
Di dalam buku "Against Happiness" yang ditulis oleh Eric G. Wilson, dia menyampaikan beberapa fakta yang menyatakan sebaliknya. Dia menyampaikan kalau justu "tidak bahagia" adalah salah satu kunci untuk mendapatkan dan menemukan kreativitas dalam diri.Â
Berikut adalah beberapa contohnya.
Penulis Menemukan Ide dari Kisah "Tidak Bahagia"
Perrnahkan Anda menulis tentang suatu hal yang tidak membahagiakan Anda? Cerpen putus cinta? puisi patah hati? atau mungkin novel cinta segitiga? Kalau pernah, maka artinya Anda sudah membuktikan apa yang disampaikan Eric Wilson di atas.
Ya, kreativitas kita justru sering kali muncul ketika kita berada dalam situasi tidak ideal atau "tidak bahagia". Bahkan, banyak ide penulis yang justru mandek ketika berada dalam situasi normal (tidak semua).
Virginia Woolfe, seorang Novelis Inggris yang diakui sebagai salah seorang tokoh sastra modernis dari abad 20, bahkan mengatakan kalau beberapa karyanya justu hadir di saat dia dalam mood yang tidak baik (tidak bahagia), termasuk ketika dia menulis karyanya Mrs. Dalloway dan To the Lighthouse.
Pendeknya, jangan khawatir menghadapi situasi yang tidak bahagia sekalipun, karena bagi para penulis (khususnya), bisa jadi itu adalah berkah yang tersembunyi.