"Memberi pelajaran dengan contoh adalah hal utama, tetapi memberi pelajaran dengan bercerita juga adalah hal penting lainnya" (TauRa)Â
Melatih anak dengan cara mengajari langsung tentu sudah umum dilakukan. Melatih anak dengan memberikan contoh yang baik tentu saja ini adalah hal yang lebih utama (sudah saya bahas dalam tulisan sebelumnya) karena akan membuat apa yang dipelajari anak lebih lengket dan langgeng di ingatannya.
Tetapi, memberikan pengajaran dan pelatihan kepada anak melalui cerita ternyata juga adalah hal yang baik dan sangat menarik, karena bukan hanya akan meningkatkan pemahaman dan kemampuan si anak, tetapi juga akan melatih orangtua untuk terus tumbuh dan belajar sehingga proses belajar itu terjadi di dua belah pihak, baik anak maupun orangtua.
Bagus? tentu saja. Jangan pernah berpikir kalau sudah menjadi orangtua Anda tidak perlu belajar lagi. Justru dengan menjadi orangtua lah Anda harus belajar dua kali lebih keras dibanding anak Anda, meskipun teknik, cara dan pendekatan belajarnya bisa saja berbeda.
Nah, terkait hal ini, kali ini saya akan membahas tentang bagaimana melakukan "storytelling" kepada anak (khususnya) dan kepada siapa saja umumnya, agar cerita yang kita sampaikan itu tidak hanya melekat, tetapi juga bisa dipraktikkan oleh mereka (anak atau siapa saja yang mendengar cerita kita) ke dalam kehidupannya, dan lebih luas lagi bisa dibagikannya (cerita itu) ke orang lain hingga akhirnya terjadi "efek domino" kebaikan dari cerita yang kita sampaikan.
Mari kita lihat 5 Tips Menciptakan Suasana "Storytelling" yang Berkesan untuk bisa kita bagikan kepada anak (atau siapa saja):
1. Ceritakan Sesuatu yang Mengajarkan Kebijaksanaan
Buat apa mendengar cerita yang tidak bermuatan hikmah di dalamnya? Pertanyaan itu pasti akan kita tanyakan ke diri kita ketika mendengar sebuah cerita dari orang.
Ini juga berlaku untuk anak kita atau siapa saja. Lambat laun, orang akan bosan kalau yang kita ceritakan sama sekali tidak ada nilai kebijaksanaan yang terkandung di dalamnya. Lalu poin apa yang mau kita sampaikan dengan cerita kita itu?
Jadi, penting bagi kita mulai saat ini untuk berpikir dulu sebelum menyampaikan cerita, apakah cerita itu mengajarkan hikmah dan kebijaksanaan, atau hanya sekadar pesan kosong?
2. Ceritakan Sesuatu yang "Nyambung"
Cerita tentang politik memang menarik, tetapi menceritakannya untuk anak sekolah dasar apalagi dengan bahasa yang tidak membumi adalah keliru.Â
Coba pikirkan mulai saat ini, apa cerita yang "nyambung" untuk anak-anak, apa cerita yang sesuai untuk orang dewasa dan begitu selanjutnya.