Sadari saja situasi yang ada saat ini. Lihat kondisi orang lain yang jauh di bawah Anda. Tatap mata para pengemis (misalnya), perhatikan dari jauh orang yang belum bisa makan hari ini dan seterusnya.
Dari sini akan timbul syukur kita dan pada saat itu terbentuklah bahagia kita yang sesungguhnya dan di saat yang sama akan keluarlah kita dari bahagia semu itu.
2. Pahami Kalau "Bangun dari tidur" selalu tidak nyaman
Kalau Anda dibangunkan orang pada saat sedang tertidur nyenyak, apakah Anda merasa marah? bisa jadi. Tapi bagaimana kalau Anda dibangunkan dari tidur nyenyak Anda untuk diberikan uang 1 juta? Apakah Anda juga akan marah? bisa jadi. Minimal Anda gusar terlebih dahulu meskipun setelah itu bisa jadi senang karena mendapatkan uangnya.
Coba bayangkan, ingin diberikan uang saja (dalam posisi tidur nyenyak), banyak orang yang marah (terlebih dahulu), lalu bagaimana kalau Anda dibangunkan dari situasi sulit sekarang untuk disadarkan bahwa Anda harus bekerja keras dan seterusnya untuk sukses dan bahagia? apakah Anda akan marah? Bisa iya bisa tidak.
Yang jelas pasti Anda akan tidak nyaman. Bangun dari tidur selalu tidak nyaman. Tetapi bangun dari tidur bisa membuat Anda sadar dan mencapai bahagia hakiki Anda. Terlalu larut dalam lamunan atau bahkan tidur panjang yang menyengsarakan seringkali akan membuat Anda hanyut dalam bahagia semu.
Anda anggap Anda saat ini sudah bahagia. Padahal istri/suami/orangtua Anda bisa jadi mendorong Anda bekerja lebih keras dan seterusnya untuk menjadikan Anda lebih bahagia dari saat ini. Nyaman untuk Anda? bisa jadi tidak. Tetapi ketika waktunya tiba nanti, bisa jadi Anda baru tahu kalau ternyata apa yang dilakukan oleh istri/suami/orang tua kita itu adalah untuk membawa kita ke bahagia yang lebih dan sebenarnya.
3. Optimis Hadapi Hidup daripada Sekadar Positif
Di dalam buku "59 second" yang ditulis oleh Prof Richard Wiseman, dia mengatakan kalau dalam sehari, orang bisa berpikir sekitar 6 ribu kali. Dan mustahil dari 6 ribu pikiran itu semuanya adalah positif. Jadi semakin kita berusaha berpikir positif terhadap semuanya, justru terkadang hal itu secara otomatis akan membawa kita ke pikiran sebaliknya
Nah, berbeda dengan optimis. orang yang optimis selalu berusaha melihat sisi lain bahkan dari situasi negatif sekalipun. Untuk itu, selain punya pikiran positif, kita lebih dianjurkan untuk punya sikap optimis dalam menjalani hidup ini. Sehingga ketika mentok, maka kita bisa keluar dan melihat sisi lainnya.
Dengan punya sifat ini, maka kita akan bisa keluar dari bahagia semu dan menuju bahagia yang sesungguhnya yang kita harapkan.
***
Dengan melakukan 3 rahasia ini, maka pelan tapi pasti, (Insya Allah) kita akan bisa keluar dari situasi bahagia semu menuju bahagia yang sesungguhnya. Mudah? tentu saja tidak. Bisa dilakukan? tentu saja bisa selagi kita ada kemauan.