"Menganggur tidak jelek, tetapi sifat yang mengikutinya bisa jelek. Bekerja itu baik, tetapi sifat yang mengikutinya bisa sebaliknya" (TauRa)
Jika ada yang menganggap para penganggur itu jelek, maka sebaiknya dia perlu merasakannya dulu. Jika ada yang menganggap pekerja itu jelek, maka dia pun perlu merasakan menjadi pekerja dulu untuk membuktikannya.
Apapun situasi kita saat ini, yakin lah kalau itu adalah situasi terbaik yang Tuhan titipkan kepada kita saat ini. Apakah Anda seorang pekerja, maka itu baik. Apakah Anda seorang wirausaha, itu juga baik. Bahkan, kalaupun Anda sedang menganggur saat ini, itu juga "baik" jika Anda tahu rahasia penganggur yang sebenarnya.
Jika menjadi pekerja Anda dituntut untuk sukses, maka menjadi penganggur pun sejatinya Anda harus menjadi penganggur yang sukses. Nah, kapan kah penganggur itu dikatakan belum berhasil? Ya, ketika dia menjalankan situasi menganggurnya tanpa beberapa rahasia berikut.
Pada saat dia bisa menjalankan 3 rahasia ini, maka bisa dipastikan dia akan menjadi pribadi penganggur yang sukses. Dan pada saat dia sukses melakukan tugasnya, barulah dia pada saat itu bisa melihat hal yang mungkin akan sangat disyukurinya, jauh di atas situasi sebelum dia menganggur.
Mau tahu apa rahasia menganggur yang sukses? berikut akan saya bagikan rahasianya.
1. Menganggur Memacu Otak Bekerja
Ketika seorang teman masih bekerja di kantornya, dia sering terlihat terlalu datar dalam setiap aktivitasnya. Ketika ditanya apa yang terjadi pada dirinya, maka dia berkata "pekerjaanku tidak menantang lagi, terlalu flat dan monoton".
Ketika beberapa bulan kemudian dia keluar dari pekerjaannya itu karena sebuah situasi, maka wajahnya berubah menjadi lebih hidup dan berwarna. Matanya lebih nanar. Tatapannya lebih berisi. Pikiran lebih terisi dan penuh dengan hal-hal baru.
Ketika ditanyakan apa yang terjadi pada dirinya, dia berkata "Hidupku sekarang penuh tantangan bro, banyak yang harus dipikirkan karena gak ada gaji bulanan lagi.."
Tahukah Anda apa yang berbeda? Ya, pada saat dia merasa pada situasi yang aman, maka dia lebih sedikit menggunakan "otaknya" untuk hal selain pekerjaan rutinnya.
Bahkan, untuk pekerjaan rutinnya pun mungkin dia sudah tidak perlu berpikir lagi karena sudah otomatis mampu dia kerjakan, apalagi jika dia sudah mengerjakannya selama belasan tahun.