"Dalam perbedaan terdapat dua keutamaan, pertama adalah kekuatan dan kedua adalah kesadaran tentang keterbatasan" (TauRa)Â
Kalimat ini beberapa kali saya gunakan dalam beragam kesempatan memberikan pelatihan seputar Diversity. Kali ini saya juga menggunakan kalimat ini untuk menggambarkan sekilas tentang Kompasiana.
Ya, wadah ini adalah tempat menampung dan menuangkan banyak pikiran untuk ditumpahkan. Ada yang pikiran sederhana dan dituangkan dengan rumit. Ada pikiran rumit yang dituangkan dengan sederhana (melalui tulisan,gambar dll). Adalagi yang memang pikiran rumit dan dituangkan juga dengan cara yang rumit, dan terakhir tentu saja ada yang memang sederhana dan dituangkan dengan cara yang sederhana pula.
Meskipun pada akhirnya tidak semua bisa "ditayangkan" karena ada aturan yang dibuat tim Kompasiana, tetapi poin saya adalah semua orang bisa saja menuangkan apa yang dipikirkannya melalui tulisan disini.
Tentu saja kita sepakat, kalau rumit bagi seseorang, belum tentu rumit bagi orang lain. Semua orang tentu punya tingkat kerumitannya masing-masing. Perbedaan ini masih tentang konten dan materi yang disajikan, ya. Artinya masih dari satu aspek saja.
Belum lagi kalau kita cerita tentang latar belakang profesi dan aktivitas. Ada yang pelaut, pedagang, petani, dokter, mahasiswa, kuli, ada yang mengaku orang biasa, orang yang lemah, orang yang tidak terkenal, orang yang tidak berguna (mungkin kalau ada) dan lain sebagainya.
Untuk beberapa yang terakhir tadi (orang biasa kebelakang), sepertinya perlu memikirkan kembali tentang "julukan" dirinya dan ingat baik-baik kalimat indah ini.
"Jangan Kaget, kalau pada akhirnya Anda akan menjadi apa yang Anda ucapkan" (TauRa)
Satu kali ucapan biasa, apalagi buruk yang kita lekatkan pada diri kita, itu bisa bertransformasi menjadi kenyataan ke depan. Jadi, ucapkanlah yang baik-baik sebagaimana kita juga harus bertindak yang baik. Ingat, kita tidak biasa! Kita adalah luar biasa karena sudah berhasil menyisihkan jutaan sperma hingga terlahir ke dunia ini.
Nah, gimana? berbeda kan kita semuanya? belum cukup perbedaan yang ada? Masih banyak lagi. Kita belum masuk ke pendidikan, ada yang SMP, SMA, S1, S2, S3 bahkan profesor.
Kita belum masuk lagi ke latar belakang sosial, gaya menulis, fokus tulisan dan lain sebagainya. Ada yang bukan berlatang belakang politik (misalnya) menulis tentang politik, ada yang bukan wartawan olahraga menulis tentang olahraga, ada yang bukan ahli kesehatan cerita tentang penyakit dan lain sebagainya.
Salah? tidak. Karena sudah jelas-jelas ada dicantumkan oleh Kompasiana kalau semua isi tulisan menjadi tanggung jawab masing-masing. Selama yang ditulis benar dan sesuai dengan sumber yang bisa dipertanggung jawabkan, silakan saja. Tetapi tentu saja siapa Anda akan cukup menentukan kualitas tulisan yang disajikan, apalagi jika didalamnya ada analisis dan seterusnya.