Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Awas "AIDS", Penyakit Jiwa yang Bisa Menyerang Siapapun

11 Oktober 2020   07:28 Diperbarui: 11 Oktober 2020   07:35 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waspada terhadap penyakit "AIDS" (sumber:klikhukum.id)

Jika penyakit fisik relatif lebih mudah ditangani karena terlihat, maka penyakit yang menyerang jiwa lebih butuh tantangan dalam mengobatinya. Jika orang terkena sakit fisik, maka cukup mudah melihatnya. Umumnya selalu ada gejala dan keluhan yang bisa dilihat secara langsung.

Jika Anda pusing, maka akan terlihat Anda sedang mengerang kesakitan di sekitar kepala. Jika Anda sakit perut, maka Anda akan memegangi perut Anda dan terlihat kesakitan. Begitu juga dengan sakit gigi dan lain sebagainya.

Tetapi berbeda dengan penyakit jiwa. Penyakit ini seringkali tidak memiliki efek atau ciri-ciri langsung yang bisa dilihat, khususnya oleh orang yang sakit. 

Bahkan, seringkali orang yang sakit pun tidak tahu kalau dia sedang sakit jiwanya. Lebih dahsyatnya lagi, begitu ada yang memberi tahu pun dia tidak percaya dengan sakitnya dan merasa baik-baik saja. Ini lah bahayanya "penyakit jiwa" ini.

Lalu apa saja penyakit jiwa yang akan kita bahas kali ini? saya menyingkatnya menjadi "AIDS". Ini adalah penyakit yang harus kita hindari. Apalagi bertepatan dengan hari kesehatan jiwa sedunia yang jatuh setiap 10 Oktober, maka kita perlu merenung sejenak, apakah kita terjangkit penyakit ini? atau kita sedang punya gejala terjangkit penyakit ini?

Mari kita lihat apa itu "AIDS".

A (Arogan)

"Baik itu bagus, tetapi merasa baik itu jelek" (TauRa)

Ini adalah penyakit pertama. Orang yang arogan, seringkali tidak sadar dia arogan. Dia seringkali menganggap orang lain tidak lebih baik darinya. Dia adalah yang terbaik. Dia menganggap orang lebih kecil darinya.

Orang arogan seringkali anti terhadap masukan. Baginya tidak perlu masukan orang lain karena dia sudah tahu apa yang harus dilakukan. Baginya nasihat adalah kehinaan. Masukan adalah merendahkan.

Orang seperti ini seringkali jauh dari nilai kebaikan. Bahkan, orang yang sombong dan arogan ini dijauhi oleh kawan, apalagi lawan. Bayangkan, kawan saja tidak mau berteman dengan orang ini, apalagi musuhnya.

Penyakit ini perlu kita curigai gejalanya pada diri kita. Kalau kita sudah mulai jengah mendengar nasihat, sudah mulai menganggap bicara orang lain tak ada gunanya, sudah mulai menganggap pendapat kita saja yang harus didengarkan, maka hati-hati, jangan-jangan kita sudah mulai terjangkit penyakit arogan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun