Setelah RUU Cipta Kerja Disahkan oleh DPR, maka reaksi beragam muncul di permukaan. Hal ini normal, apalagi jika melihat kebelakang jauh sebelum undang-undang ini dirancang, disana sudah muncul polemik dan keberatan dari berbagai pihak yang merasa undang-undang ini lebih banyak merugikan kaum kecil dan menguntungkan kaum berduit.
Apalagi setelah resmi disahkan menjadi undang-undang, maka gelombang keberatan terasa semakin besar dan puncaknya adalah akan banyak masyarakat yang akan menyampaikan aspirasinya di depan publik dengan tentu saja mematuhi aturan yang berlaku.
Derasnya reaksi dan respon terhadap undang-undang ini juga merasuk ke para pimpinan daerah, salah satunya Ridwan Kamil yang akrab disapa kang Emil, Gubernur Jawa Barat.
Tidak lama setelah undang-undang ini disahkan, kang Emil membuat poling di akun media sosialnya yang isinya bertanya, apakah masyarakat setuju atau tidak dengan omnibus law UU Cipta Kerja ini.
Dalam unggahannya, kang Emil menyampaikan:
"Sedang ramai hari ini, dinamika pengesahan omnibus law di DPR, sudah paham isinya? setuju atau tidak terkait UU Omnibus law? Jika setuju kenapa, jika tidak setuju kenapa? silakan memberikan komentar dengan sopan dan argumentatif." tulis kang Emil.
Sekilas tentu saja tidak ada yang salah dengan pertanyaan kang Emil ini dan memang tidak ada yang salah. Tentu saja setiap orang berhak untuk mengetahui pendapat masyarakat terkait undang-undang ini, apalagi kang Emil adalah seorang kepala daerah yang tentu perlu tahu pemikiran warganya.
Yang menarik kemudian adalah, dari sekian banyak komentar yang muncul, ada salah satu komentar dari seorang Publik Figur yaitu Annisa Pohan yang tidak lain adalah istri dari Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY yang merupakan ketua Partai Demokrat.
Kita tahu, Demokrat adalah salah satu Partai, selain PKS yang menolak tegas undang-undang Cipta Kerja ini pada saat rapat paripurna di DPR. Lalu tentu saja muncul banyak asumsi di pikiran masyarakat, apa sebenarnya maksud dari sapaan Annisa Pohan itu? Apakah murni hanya bertanya saja? atau apakah sedang menyindir kang Emil yang seharusnya tidak perlu menanyakan itu? Atau Annisa sedang "mewakili" suaminya dalam memberikan sapaan itu?