Hidup yang terus berada dalam kesulitan dan pengalaman pahit masa lalu, justru akan semakin membuat perasaan Anda "mati" untuk hal itu dan ketika menemukan hal serupa pada orang lain, Anda cenderung akan biasa saja, di banding dengan orang yang hanya sekali atau dua kali mengalami hal yang tidak baik, maka dia akan lebih mudah merasakan empati kepada orang lain dengan situasi yang sama dengannya.
Ini adalah hambatan ketiga kenapa ada orang yang seolah mengalami kesulitan untuk berempati kepada orang lain.
Jika ada di antara kita yang berada pada posisi ini, maka tenang lah, sekarang minimal Anda sudah tahu mengapa sangat sulit untuk merasakan empati kepada orang lain. Jika sudah menyadarinya, maka koreksi diri masing-masing, dan perlahan berlatih untuk mengubahnya ke arah yang lebih baik.
Selagi kita masih diberikan waktu oleh Allah untuk hidup, maka selalu ada ruang untuk kita memperbaiki diri, termasuk dalam hal berempati kepada orang lain. Mari minimal kita lihat orang 2-3 rumah di sekitar kita, bagaimana situasi mereka di saat pandemi saat ini? Sulit, biasa saja atau bahagia? jika sulit, maka berempati dan bantu lah apa yang bisa kita bantu sesuai kemampuan kita.Â
Jika biasa saja, doakan dia agar lebih bertumbuh ke depan. Jika lebih sukses dari kita, maka berdoa lah agar kita bisa mengikuti jejak sukses nya dengan cara kita yang diridhai oleh Allah SWT. Cara ini pelan tapi pasti, akan membawa kita menjadi pribadi yang lebih baik, yang selalu saya sebut dengan pribadi "The New You", pribadi kamu yang baru.
Semoga bemanfaat
Be The New You
TauRa
Rabbani Motivator dan Penulis Buku Motivasi "The New You"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H