"Bertengkar Berdua Lebih Baik Daripada Damai Sendiri" (TauRa)
Ini adalah kalimat yang pernah saya sampaikan ketika seorang teman bercerita tentang rumah tangganya yang sedang berdinamika. Jangan kan rumah tangga manusia biasa seperti kita, rumah tangga seorang Nabi pun pernah berdinamika seperti yang dituliskan oleh sejarah. Dengan kata lain, dinamika dalam rumah tangga adalah hal yang biasa, persis ibarat bumbu dalam masakan yang akan menambah rasa masakan jika ditabur dengan secukupnya.
Lalu kemudian banyak orang yang menunda menikah hanya kerena takut berdinamika hingga akhirnya bercerai, tepat kah sikap seperti ini? Hmmm, penting diingat, tidak ada orang yang menikah dan punya harapan untuk berpisah atau cerai, Tidak ada ! dan tidak ada juga orang yang menikah untuk bertengkar, tidak ada !Â
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah, mengapa orang bisa bercerai? padahal sebelumnya sangat mencintai, seolah-olah mustahil dipisahkan lagi, sehidup semati hingga maut memisahkan dan seterusnya, lalu mengapa ini bisa terjadi? dan sebelum terjadi, bagaimana mengantisipasinya agar tidak terjadi? Nah, pertanyaan terakhir ini yang lebih menarik untuk kita bahas sebagai langkah preventif di banding membahas kenapa cerai bisa terjadi, yang umumnya orang sudah tahu.
Mari kita lihat bagaimana cara mengantisipasi agar perceraian (Insya Allah) bisa dihindari dan cinta diantara kedua pasangan bisa semakin tumbuh bersemi. Berikut adalah tipsnya.
1. Cintai Pribadinya, Jangan Cintai Fisiknya
Cinta pada fisik akan terkuras seiring pergeseran masa dan perputaran waktu. Cinta pada fisik juga rentan dengan pertengkaran, dan dalam skup yang lebih luas, berpotensi perceraian.
Ketika muda, fisik masih indah dan tampang masih cantik, tutur kata lembut, komunikasi lancar dan sebagainya, Â maka cinta bisa datang dengan cepat. Tetapi ketika rambut sudah mulai putih, gigi sudah permisi satu-satu, bicara sudah mulai tidak jelas, maka pada saat itu cinta juga bisa luntur jika kita cinta hanya dibangun karena fisiknya.
Mulai lah mencari istri muda yang lebih cantik (misalnya), atau mencari suami lain karena suami lama sudah mulai encok dan lain sebagainya. Singkatnya, cinta karena fisik sangat berpotensi luntur, sedangkan cinta pada pribadi (kebaikan,akhlak dan agama) akan abadi dan tidak akan tergerus zaman.
Jadi, mulai sekarang, cintailah pasangan kita dalam pribadinya, bukan dalam fisiknya semata.
2. Sebelum Menikah Pilih lah, Setelah Menikah Terima lah
Untuk para jomblowan dan jomblowati, sebelum menikah, silakan saja punya standar untuk memilih calon pendamping seumur hidupmu. Pantaskan dirimu untuk mencari sesuai kriteriamu yang tinggi.Â
Tetapi setelah dapat pasangan itu dan menikah, maka terima dia ada apanya dan apa adanya. Itu pilihanmu. Sekali menikah maka itu adalah pasanganmu dan terima semua kekurangan dan kelebihannya. Dia tidak sempurna, begitu juga kamu, itu lah kenapa dia hadir untuk menyempurnakanmu dan begitu sebaliknya.