Penting untuk di catat baik-baik kalau Investasi bukan lah tujuan, tetapi adalah instrumen yang bisa ditempuh untuk mencapai tujuan finansial kita. Adalah hal yang keliru jika seseorang langsung saja memutuskan berinvestasi tanpa menguasai 5 hal pertimbangan dalam berinvestasi ini. Kebanyakan orang ingin mencapai untung sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecil nya dan risiko serendah-rendahnya. Dan perlu di catat, bahwa produk yang seperti ini belum ditemukan di dunia investasi. Prinsip investasi yang lazim adalah :
High Return High Risk
Low Return Low Risk
Definisi sederhananya adalah : Jika ingin mengharapkan pengembalian investasi yang tinggi, maka risiko nya juga tinggi. Dan jika ingin mengharapkan pengembalian investasi yang kecil, maka tentu juga risikonya kecil.
Lalu, dengan mudah banyak orang di luar sana yang diimingi keuntungan yang tinggi dengan risiko yang rendah, dan tentu saja ini sudah bertentangan dengan prinsip dasar investasi. Tetapi anehnya, tetap ada saja nasabah yang ikut program yang "menjanjikan" seperti ini.Â
Agar tidak terulang lagi, ada baik nya sebelum melakukan investasi dimanapun, maka pahami dulu 5 pertimbangan dalam berinvestasi ini yang semoga bermanfaat untuk banyak orang. Berikut adalah 5 pertimbangan sebelum berinvestasi :
1. Tujuan
Ini adalah hal yang utama yang harus ditentukan sebelum kita melakukan investasi ke produk apa pun. Apa tujuan kita berinvestasi? apakah untuk pendidikan anak 15 tahun lagi? atau untuk menikah 5 tahun lagi? atau untuk jalan-jalan 2 tahun lagi? atau untuk pensiun 30 tahun lagi?Â
Dengan tahu secara jelas apa yang menjadi tujuan kita, maka instrumen investasi yang kita pilih juga bisa sesuai. So, tentukan dulu tujuan kita sebelum memutuskan berinvestasi ya.
2. Jangka Waktu
Jika waktu yang dibutuhkan panjang, misalnya 15 tahun lagi untuk sekolah anak atau 25 tahun lagi untuk pensiun, maka kita bisa berinvestasi di produk investasi yang berisiko tinggi misalnya di Saham.Â
Tetapi jika kita hanya butuh nya untuk tahun depan atau dua tahun lagi (misalnya untuk bayar pajak mobil), maka kita bisa memilih di instrumen investasi yang risiko rendah seperti deposito dan sejenisnya. Jadi tentukan dulu jangka waktu investasi kita sebelum memutuskan berinvestasi.
3. Tingkat Risiko
Pertimbangan selanjutnya adalah tingkat risiko. Kita harus mengetahui tingkat toleransi kita terhadap risiko investasi (tingkatan dalam risiko investasi mungkin bisa di bahas detail terpisah).Â
Sebagai contoh : Jika kita orang yang takut akan risiko investasi dan senang akan sesuatu yang "pasti-pasti", maka jangan coba-coba kita berinvestasi di Saham, apapun alasannya, karena saham risiko dan fluktuasinya tinggi. Tetapi pilih lah instrumen investasi yang sesuai dengan toleransi kita terhadap risiko, dalam contoh ini berarti pilihan aman nya adalah dengan deposito.Â
Dan begitu sebaliknya, jika Anda profil risiko yang tinggi dan siap menerima fluktuasi yang tinggi, maka jangan pilih deposito, tetapi pilih lah saham, karena deposito risikonya rendah. Jadi, ketahui tingkat risiko Anda sebelum berinvestasi ya, agar Investasi Aman dan menenangkan bisa Anda rasakan.
4. Likuiditas
Hal selanjutnya yang harus kita pertimbangan adalah likuiditas investasi yang kita ambil. Apakah mudah dicairkan atau tidak. Jika kita ingin berinvestasi tahun ini dan rencana dicairkan tahun depan dengan likuiditas tinggi, maka pilihan kita bisa ke deposito atau emas (misalnya).Â
Jangan berinvestasi di properti, meskipun harganya akan naik tahun depan (umumnya), tetapi menjualnya sulit dan butuh waktu yang lama, sehingga likuiditasnya rendah. Jadi, tentukan dulu tingkat kemudahan mencairkannya sebelum memutuskan berinvestasi.
5. Pajak
Ini pertimbangan terakhir yang perlu diperhatikan. Apakah instrumen investasi yang kita pilih ada pajak nya atau tidak. Deposito memang likuid, tetapi ada pajak sebelum kita mendapatkan hasil investasinya.Â
Contoh lain Unitlink (produk yang ada asuransi dan investasinya dalam satu wadah) tidak dikenakan pajak kapan pun akan dicairkan, tetapi konsekuensinya akan mendapatkan nominal dana pada saat dicairkan (bisa lebih rendah atau lebih tinggi), dan banyak produk-produk lain yang perlu kita ketahui secara detail apakah dikenakan pajak atau tidak.
Dengan memahami 5 pertimbangan ini, semoga kita bisa lebih paham dan mengerti sebelum benar-benar masuk dan berinvestasi di instrumen apapun dan tentu saja diharapkan kita bisa menjadi investor yang bijak dan tidak mudah percaya dengan iming-iming dan hal yang tidak masuk akal, apalagi di situasi sekarang ini.
Semoga Bermanfaat dan Selamat menjadi pribadi yang baru !
Be The New You
TauRa