Mohon tunggu...
taupikwida
taupikwida Mohon Tunggu... Freelancer - Konten kreator, aafiliator

Ketenangan Dukungan keajaiban

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Celoteh Si Koki Pembijak

25 Juli 2012   01:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:40 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saat seperti ini memandang hidup dengan segala macam isinya itu unik dan ga jarang kalo di ingat-ingat bisa membuat kita tersenyum sendiri.

Dilain waktu saat seperti ini memandang hidup  dengan segala macam isinya itu bisa jadi monoton dan ga jarang kalo diingat-ingat bisa mengundang terapis untuk mensterilkan kondisi mental.

Tidak jarang apa yang kita paksakan bisa balik menyerang dan keberpihakan pada keadaan adalah jalan satu-satunya yang ga bisa ditawar, walau sering terombang-ambing ditempat yang tidak kita kehendaki walau ada pilihan kedua namun banyak orang tidak memakainya, itu kenapa para pembijak memberikan para pendengarnya wejangan untuk menghadapi hidup ini dengan anggun dan belajar dari pengalaman adalah ilmu yang digadang-gadang paling ampuh agar tidak jatuh atau terombang-ambing di tempat yang sama.

Kalau kita bicara tentang kuasa Allah, bisa lebih unik lagi dan diluar nalar untuk memahaminya. Gimana ngga awalnya semua yang baru akan dirasa hal yang luarbiasa sampai pada waktunya keterbiasaan mengubah hal yang baru itu jadi sesuatu yang biasa, namun pada kekuasaanNya hal yang terkadang bisa dengan mudah dipahami membuat kita sulit mengungkapkan karena saking takjubnya terhadap ilmu yang maha luas, itu menjadikan kita sebagai tokoh pemeran jalannya cerita tidak punya banyak waktu untuk membaca ‘script kehidupan’.

Satu hari saat keadaan jiwa kita begitu membahagiakan sering membuat kita lupa untuk menambahkan pengawet agar kebahagian itu bisa bertahan lama, namun kenyataannya sekalipun memakai pengawet merk terbaikpun kebahagian tidak ada yag abadi, itu bisa berubah seketika hanya dalam hitungan detik jika tombol yang kita ga tau letaknya dimana itu tersentuh dan biasanya 180 derajat kita lupa akan kebahagian yang baru saja kita alami.

Satu kelucuan lagi yang biasa ini adalah pertanyaan “kenapa saya menulis ini padahal sejak 1 jam yang lalu saya tengah memikirkan resep masakan?”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun